Tiba-tiba, orang tua korban menyadari bahwa anak mereka sudah tidak terlihat di sekitar lokasi.
Setelah melakukan pencarian di sekitar air terjun, orangtua dan kakak korban tidak menemukan keberadaan anak tersebut.
“Jadi memang sudah ditegur korban tersebut untuk tidak bermain di tebing, tetapi karena tidak dilihat oleh orangtuanya kemungkinan korban naik ke tebing yang ada di tempat pemandian tersebut,” ujarnya kepada awak media ini.
Karena khawatir, orangtua korban segera melaporkan kejadian ini kepada penjaga pos wisata setempat untuk meminta bantuan.
Pihak penjaga pos kemudian memberikan informasi kepada masyarakat Kampung Tepian Buah untuk ikut membantu dalam pencarian korban.
Baca Juga: Air Pasang, Jembatan di Kampung Maluang Putus, DPUPR Berau Lakukan Ini
Pencarian terus dilakukan dengan melibatkan warga setempat dan pihak kepolisian.
“Pencarian dilakukan hingga pukul 02.00 pagi dan korban belum juga berhasil ditemukan,” tuturnya.
Lalu, pencarian dilanjut pada pagi hari Selasa (8/4/2025), setelah dilakukan pencarian hingga ke dasar air bersama masyarakat setempat.
Pada pukul 10.00Wita masyarakat menemukan korban di dasar air dengan keadaan tak bernyawa.
“Kita belum tahu apakah korban ini terpeleset pada saat memanjat tebing atau terbawa arus di dasar karena kita tahu bahwa arus dasar itu sangat deras,” katanya.
Baca Juga: Program Pendidikan Gratis di Berau Dimulai Tahun Depan, Sekolah Swasta Kebagian
Dengan adanya pristiwa ini ia pun mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dan waspada, terutama saat beraktivitas di tempat wisata alam seperti air terjun, yang memiliki kondisi medan yang cukup ekstrem. (*/aja/far)