Meski berada di tengah perkotaan, Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Tanjung Redeb rupanya masih cukup kesulitan mendapatkan air bersih. Hal itu dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Rutan, Effendi.
Diakunya, persoalan air bersih menjadi hal yang cukup sering dikeluhkan ratusan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang ada. “Iya benar air bersih itu masih menjadi persoalan di dalam rutan,” ujarnya kepada awak media ini. Dirinya pun mengaku, selama ini untuk penggunaan air pihaknya masih mengandalkan air dari sumur. Di mana, air tersebut juga sangat merusak akibat berdampak pada pakaian yang dapat berubah warna menjadi kuning dan tentunya tidak baik untuk kesehatan para WBP.
Baca Juga: Jalan Poros Berau-Samarinda Sempat Amblas Diterjang Banjir, Keterlibatan Perusahaan Disebut
“Jadi air yang ada saat ini meninggalkan bekas kekuningan, dan bukan hanya d ibaju saja, tetapi di tempat penampungan air pun sama meninggalkan bekas kekuningan,” tuturnya.
Bebernya, saat pihaknya melakukan diskusi dengan para anggota yang sudah lama bertugas di Rutan, pengajuan terkait dengan air bersih tersebut sudah diajukan pihaknya sejak tahun 2024 lalu. Namun, sampai saat ini belum ada realisasinya.
“Menurut informasi dari anggota memang sudah diajukan dari tahun lalu (2024, red) tetapi seperti belum ada titik terangnya,” tegas dia. Dengan adanya hal ini, dirinya pun meminta kepada Pemkab Berau agar dapat merealisasikan usulan dasar seperti ini. Pasalnya menurut dia, air bersih menjadi kebutuhan yang sangat mendasar dan tentunya itu juga untuk kesehatan para WBP.
“Kebetulan saya sudah bertemu dengan Wakil Bupati Berau, Gamalis, dan saya beberkan semua apa yang menjadi keluhan di dalam rutan. Semoga saja hal ini bisa menjadi perhatian,” harapnya.
Sementara itu Wakil Bupati Berau, Gamalis, mengaku sudah melakukan koordinasi dengan Plt Rutan Tanjung Redeb tentang persoalan itu. Hal ini pun dijanjikannya akan menjadi perhatian pemerintah. Dirinya pun mengaskan akan mempertanyakan hal tersebut ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Karena diaku Gamalis, bahwa kebutuhan air bersih merupakan hal mendasar dan harus segera dipenuhi. Sehingga menurutnya, hal ini harus bisa terus dikawal demi kesehatan para WBP yang saat ini sedang menjalani masa hukuman di rutan.
“Saya yang nanti akan langsung koordinasi dengan instansi terkait apa kendala yang dihadapi sehingga realisasi air bersih sampai ke rutan,” tegasnya. Dan tidak menutup kemungkinan sebut Gamalis, Pemkab Berau nantinya akan melakukan pengalokasian anggaran khusus jika memang diperlukan untuk realisasi atau percepatan penyedian air bersih di rutan tersebut. “Tapi akan kami bicarakan dahulu dengan OPD teknis seperti apa, jika memang membutuhkan anggaran khusus nanti bisa dicarikan jalan keluarnya,” pungkasnya (aky/sam)