berau

Meski Ketinggian Air Surut, BPBD Berau Minta Warga Bantaran Sungai Kelay Waspada

Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:02 WIB
Meskipun ketinggian air mulai surut, seluruh warga di kampung hulu pada bantaran sungai Kelay dan Segah diminta tetap waspada.


TANJUNG REDEB – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Berau meminta seluruh kampung di bantaran Sungai Kelay untuk meningkatkan kewaspadaan. Hal ini disampaikan menyusul ketinggian muka air sungai yang masih fluktuatif dan menunjukkan peningkatan signifikan, memicu kekhawatiran banjir kiriman ke wilayah hilir.

Kepala BPBD Berau, Masyhadi, mengatakan bahwa berdasarkan laporan BMKG, tinggi muka air Sungai Kelay yang terekam pada alat Automatic Water Level Recorder (AWLR) di Kampung Merasa tercatat mencapai 22,74 Mdpl pada pukul 12.10 WITA, Kamis (11/12/2025). Angka ini berada sedikit di atas batas normal aman, yakni 20 Mdpl.

“Saat ini posisinya ada di 22,74 Mdpl, nanti air itu akan terus ke bawah,” ungkap Masyhadi, Kamis (11/12/2025). Salah satu kampung yang terdampak paling awal dan parah adalah Kampung Long Ayan, yang dilaporkan terendam air cukup tinggi sejak Minggu (7/12/2025) malam lalu.

Masyhadi menjelaskan, meskipun air di Long Ayan kini mulai surut, dampak banjir belum sepenuhnya pulih. Air saat ini tertahan di wilayah Tepian Buah dan Gunung Sari, sehingga ancaman genangan masih berlanjut.

Banjir ini juga merusak fasilitas umum, termasuk satu Sekolah Dasar (SD) di Long Ayan yang terendam hingga setengah bangunan gedung. “Posisi gedung SD memang ada di dataran rendah. Tapi sudah dibangunkan gedung SD baru,” tambahnya.

Peningkatan debit air ini tidak hanya disebabkan oleh hujan lokal, tetapi juga akibat hujan di hulu Sungai Kelay yang kini bergeser ke Kampung Merasa.

Sejumlah Kampung Masuk Daftar Pemantauan
BPBD Berau memprediksi bahwa dalam 4–5 jam ke depan setelah laporan AWLR, Kampung Tumbit Dayak dan Melayu berpotensi mengalami kenaikan air. Kampung lain yang juga masuk daftar pemantauan ketat adalah Long Lanuk, Pegat Bukur, Bena Baru, dan Inaran.

Sebagai langkah antisipasi, BPBD telah menurunkan tiga tim ke lapangan di wilayah rawan, yakni Tepian Segah, Gunung Sari, Tumbit, Bena Baru, dan Merasa, untuk terus memantau perkembangan situasi.

"Mitigasi non-struktural juga terus kami lakukan termasuk edukasi masyarakat melalui 7 Tim Reaksi Cepat (TRC)," tandas Masyhadi, menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat. (as/upi)

Terkini