TANJUNG REDEB – Angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Kabupaten Berau menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang tahun 2025. Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Berau mencatat, sebanyak 1.105 pekerja telah mengalami PHK, berdasarkan laporan resmi dari perusahaan.
Meskipun terjadi lonjakan jumlah PHK, Kepala Disnakertrans Berau, Zulkifli Azhari, menegaskan bahwa setiap perusahaan memiliki kewajiban mutlak untuk memenuhi seluruh hak normatif pekerja yang terdampak, terutama terkait pembayaran pesangon.
“Saya harus memastikan hak-hak normatif karyawan terpenuhi. Semua pesangon, berapa pun nilainya, wajib dibayarkan,” tegas Zulkifli. Ia juga menekankan pentingnya setiap skema mutasi karyawan dilaporkan secara resmi kepada dinas.
Zulkifli menjelaskan, kenaikan jumlah PHK pada 2025 sebagian besar didominasi oleh sektor pertambangan, khususnya akibat berhentinya operasional salah satu perusahaan besar, PT Buma, di wilayah Berau.
Namun, tidak semua pekerja langsung kehilangan pekerjaan. Sebagian karyawan PT Buma diklaim telah dimutasi ke kantor pusat atau cabang perusahaan lain.
“Sebagian pekerja PT Buma dimutasi ke kantor pusat atau cabang perusahaan lain. Ada yang memilih menerima pesangon, ada pula yang pindah ke cabang lain. Karena itu, konflik ketenagakerjaannya tidak terlalu besar,” ungkapnya.
Penutupan tambang dianggap sebagai risiko yang tidak terhindarkan seiring habisnya potensi sumber daya alam. Meskipun terjadi peningkatan PHK, Disnakertrans Berau menilai dampaknya terhadap tingkat pengangguran terbuka di daerah tersebut tidak terlalu signifikan. Hal ini didukung oleh adanya pertumbuhan usaha dan masuknya perusahaan-perusahaan baru di Berau.
Untuk terus menekan angka pengangguran, Zulkifli menekankan pentingnya menjaga kondusivitas daerah serta iklim investasi. “Investasi harus kita jaga bersama. Kalau investasi berjalan, lapangan kerja akan terbuka,” ujarnya.
Selain menjaga investasi, Disnakertrans juga terus memperkuat pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal melalui kerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) serta pelatihan tenaga kerja.
Zulkifli menutup dengan optimisme, menyatakan bahwa pihaknya berupaya menjaga tren penurunan angka pengangguran tetap berlanjut, seraya menyebutkan pencapaian tahun sebelumnya: "Tahun kemarin saja sudah turun dari 5 menjadi 4 persen,” tutupnya. (*)