JERUSALEM – Kondisi fundamental ekonomi Israel tengah porak-poranda. Hal itu tecermin dari data ekonomi negara Zionis tersebut yang anjlok hampir 20 persen.
Dilansir dari The Times of Israel, invasi ke Gaza membuat investasi swasta turun tajam. Pada saat yang sama, belanja pemerintah melonjak di tengah penarikan besar-besaran pasukan cadangan dan perpindahan penduduk secara masif.
Biro Pusat Statistik Israel mencatat, perekonomian Israel menyusut hampir seperlima dalam tiga bulan terakhir pada 2023. Produk domestik bruto (PDB) mencatat penurunan 19,4 persen secara tahunan.
Penurunan tersebut menandai penurunan edisi triwulan terdalam sejak kuartal kedua 2020. Kala itu, ekonomi Israel anjlok 30 persen karena lockdown akibat pandemi virus Covid-19. Hal itu disebabkan konsumsi yang merosot akibat banyak bisnis perdagangan yang bangkrut.
Fortune mencatat, Israel mengalami penurunan kepercayaan konsumen terbesar dibandingkan negara mana pun di dunia. Banyaknya keluarga yang mengungsi dari kota-kota perbatasan dekat Gaza dan Israel Utara dekat perbatasan Lebanon juga berdampak pada konsumsi masyarakat. Situasi hidup mereka yang sulit membuat daya beli masyarakat menurun.
Meski begitu, ekonomi negara yang dipimpin Benjamin Netanyahu itu diperkirakan bisa sedikit pulih pada kuartal I 2024. ’’Tingkat aktivitas lokal terus pulih pada Desember dengan penurunan serangan roket yang menghujani,’’ jelas Kepala Strategi di Mizrahi-Tefahot Bank Yonie Fanning.
Di sisi lain, jumlah korban di Gaza terus bertambah. Dikutip dari Anadolu Agency, korban tewas mencapai 29.410 orang. Selain korban tewas, ada 69.465 warga Gaza yang terluka akibat serangan Israel.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Gaza menyebut, dalam 24 jam terakhir, setidaknya 97 orang tewas dan 132 lainnya terluka. Jumlah itu diperkirakan terus bertambah. ’’Korban masih banyak yang terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan. Regu penyelamat pun tidak dapat menjangkau mereka,’’ jelas pihak Kemenkes di Gaza.
