kalimantan-barat

Stok Air Bersih Minim, Pontianak Tak Kunjung Diguyur Hujan

Minggu, 28 Juli 2024 | 15:30 WIB
ilustrasi air bersih.

 

Lebih kurang dua pekan sudah Pontianak tak diguyur hujan. Sejumlah masyarakat mulai mengalami krisis air bersih untuk masak dan minum. Nurhayati salah satunya. Warga Jalan Kom Yos Sudarso ini sudah kehabisan stok air hujan di rumah. Air hujan ia gunakan untuk minum dan memasak. Sedangkan di rumahnya tak memiliki PDAM.

Beruntung di wilayah tempat tinggalnya terdapat penampungan air hujan umum. Ia harus berbagi dengan beberapa warga disana yang juga kehabisan air bersih. "Sudah kehabisan air. Ini saya sudah ambil ke tempat  penampungan milik bersama," ujarnya. Ia berharap hujan segera turun dan dapat memenuhi kebutuhan air untuk minum dan memasak. Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa mengimbau, agar masyarakat dapat menghemat penggunaan air.

Baca Juga: BPBD Kabupaten Mempawah Fokus Padamkan Karhutla di Tiga Kecamatan

Seluruh masyarakat atau pengguna untuk bijak dalam menegunakan air minum. Tampunglah air pada jam-jam yang tidak padat penggunaan air. Kepala Bagian Produksi Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa, Ardhy Juanda menjelaskan bahwa kondisi cuaca panas dan curah hujan yang berkurang memengaruhi debit air di Sungai Kapuas.

“PDAM ingin mengimbau kepada masyarakat mungkin dalam penggunaan air bisa sehemat mungkin karena masuk kondisi cuaca panas. Mungkin itu akibat dari adanya kekeringan di Sungai Kapuas,” jelasnya.

Baca Juga: Warga Mulai Kekurangan Air Bersih, 357 Hotspot Sasar 12 Kabupaten di Kalbar

Debit Sungai Kapuas saat ini, lanjut dia mengalami penurunan. “Biasanya normalnya kita sekitar 3 meter 40 cm ini menjadi 90 cm, jadi ada penurunan. Maka untuk itu  suplai air kita kadang mengalami sedikit penurunan, tetapi di waktu-waktu tertentu," ujarnya.

Penurunan suplai air menurun terutama pada pagi hari saat Sungai Kapuas sedang surut. Penurunan terjadi sekitar dua jam, “Tetapi terjadinya surut itu pada pagi hari, Mungkin ada penurunan sekitar dua jam. Setelah itu, kembali normal sesuai dengan kendisi pasang surut yang ada," tambahnya.

Kondisi yang ada saat ini, lanjut dia cukup riskan, terutama saat sungai surut pada pagi hari. "Sekarang memang kondisi yang ada cukup riskan untuk pagi ini sudah mencapai 90 cm di bawah muka Sungai Kapuas,” ungkapnya. Pihaknya berupaya memaksimalkan produksi air agar pendistribusiannya ke pelanggan tidak terganggu.

“Kami berupaya memaksimalkan untuk produksi air ke pelanggan dan mendistribusikannya supaya tidak terganggu pelayanan kita,” jelasnya. Dia berharap agar pelanggan bisa mengerti, bahkan kata dia dari ramalan cuaca yang dikeluarkan BMKG bahwas saat ini sedang mengalami iklim el nina.

“El nina itu diprediksi Juli sampai Agustus. Untuk terjadilah cuaca panas dan mengalami sedikit kekeringan di Sungai Kapuas," jelasnya. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalbar memprakirakan pada 29 Juli 2024 terdapat potensi hujan turun di sebagian wilayah Kalimantan Barat.

 

Namun potensi hujan ini tidak lebat dan tidak merata. Diprakirakan pada 1 Agustus 2024 kondisi cuaca mulai membaik dan kebakaran hutan dan lahan berkurang.

Septikasari, Prakirawan BMKG- Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio mengatakan kondisi cuaca di wilayah Kalbar pada hari ini diperkirakan secara umum cerah berawan. Masyarakat diminta mewaspadai penurunan curah hujan yang meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan.

Halaman:

Tags

Terkini