BANJARMASIN-Harga tiket pesawat yang mahal diakui GM Garuda Indonesia Banjarmasin Henny Nurcahyani bukan karena harga tiket mahal.
Hanya saja karena pada Desember -Januari ada arus balik liburan, maka harga yang dibuka adalah harga kelas paling atas.
"Istilahnya kelas Y," ucapnya.
Di bawah kelas Y, lanjut Henny, masih banyak kelas lainnya dalam klasifikasi tiket.
"Misalnya kelas promo, nah inilah yang kami usulkan ke pusat untuk dibuka pada rute Banjarmasin," ucapnya.
Henny mengaku, pihaknya bisa mengajukan usulan untuk pembukaan harga murah untuk jam dan hari tertentu mengikuti tren permintaan masyarakat.
Hal ini mengingat kondisi sekarang memasuki low seasion."Mudah mudahan ini bisa disetujui, dan masyarakat bisa ada pilihan dan bisa tetap setia dengan garuda," tambahnya.
Menengenai jumlah penumpang selama Desember hingga Januari 2019, Henny mengaku untuk Garuda tidak terlihat penurunan karena masih masuk arus balik liburan.
Dimana rata-rata penumpang 80 persen hingga 90 persen setiap penerbangan.
"Belum terlihat penurunan, karena data kami diambil perminggu, moga tidak ada penurunan untuk ke depan,"harapnya.
Sebelumnya, maraknya keluhan terkait melambungnya harga tiket pesawat akhirnya direspons perusahaan penerbangan.
Maskapai-maskapai yang tergabung dalam Indonesia National Air Carrier Association (INACA) kemarin sepakat menurunkan tarif tiket.
Penurunan harga tiket dilakukan secara bertahap. Targetnya turun 20 hingga 60 persen dari tarif semula. Penurunan awal telah dilakukan untuk beberapa rute penerbangan sejak Jumat (11/1).
Menurut Ketua Umum INACA Ari Askhara, penurunan tarif telah berlaku untuk beberapa rute. Selain Jakarta–Surabaya, ada rute Jakarta–Jogja dan Jakarta–Denpasar.
”Akan dilanjutkan dengan rute penerbangan domestik lainnya,” katanya. (sy/lyn/ay/ran)