BANJARMASIN-Terus naiknya harga kargo udara dari maskapai penerbangan, membuat pelaku bisnis jasa pengiriman barang mau tidak mau menaikkan biaya pengiriman barang.
Akibatnya biaya pengiriman barangpun akhirnya meningkat dan berdampak pada berkurangnya masyarakat mengirimkan barang lewat ekspedisi udara.
Budi Paryanto Wakil ketua DPP Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekpres, pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) mengaku, sejak ada kenaikan yang luar biasa dari maskapai untuk kargo udara, membuat biaya pengiriman barang terpaksa ikut dinaikkan.
Kenaikan harga kargo udara yang dilakukan maskapai penerbangan dalam kurun waktu enam bulan sudah mencapai 70 persen hingga 300 persen, sehingga rata-rata kenaikan yang terjadi sudah diatas 120 persen.
"Kami hitung kenaikannya sudah mencapai rata-rata 120 persen, ini yang membuat kami harus menaikkan harga.jasa pengiriman,"ucapnya saat menghadiri muswil Asperindo Kalsel, kemarin.
Diakui Budi, dengan naiknya biasa jasa pengiriman, sekarang dampaknya sudah dirasakan, dimana hampir semua jasa pengriman mengalami penurunan pengiriman, dimana penurunan sudah terjadi antara 30 persen hingga 40 persen.
"Dampaknya sudah kami rasakan, masyarakat mulai berkurang untuk mengirim paket barang lewat udara karema harganya yang memang sudah makin mahal," tegasnya.
Iapun memprediksi kalau hal ini terus terjadi dan maskapai kembali menaikkan harga kargo udara, maka pihaknya bisa memprediksi penurunan pengiriman menggunakan jasa udara akan semakin membesar dan ini akan merugikan perusahaan jasa pengiriman udara.
'Untuk itulah DPP Asperindo juga melayangkan surat kepada Presiden RI Joko Widodo untuk segera mengambil tindakan intervensi kepada maskapai penerbangan yang semaunya menaikkan tarif kargo udara, kalau dalam 15 hari surat tidak ditanggapi, maka Asperindo akan melakukan mogok kerja selama tiga hari," tandasnya.(sya)
