BANJARMASIN- Kenaikan harga tiket dan bagasi maskapai mendapat reaksi dari Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kepala Dishub Rusdiansyah mengaku telah menemui pimpinan cabang maskapai di Banjarmasin untuk menanyakan hal ini.
"Baru saja saya menemui pimpinan cabang maskapai Garuda di Banjarmasin, ya mau menanyakan kenaikan tiket dan bagasi berbayar," kata Kadishub, Rusdiansyah, Senin (4/2) siang.
Dari hasil pertemuannya, Rusdi mengatakan kenaikan tiket dan bagasi berbayar itu disebabkan naiknya harga bahan bakar pesawat.
"Pembelian avtur dalam negeri berbeda seperti di luar negeri. Penjelasan dari maskapai di Indonesia ada pajak di sini, tapi saya tak mengerti berapa besaran pajaknya," jelasnya.
Dia mengatakan harga tiket yang diberlakukan Garuda sampai saat ini tidak melampaui penerapan tarif atas. Garuda hanya tidak lagi menjual tiket ditarif paling bawah.
"Keterangan dari managernya, mereka tidak menjual tiket untuk kelas bawah melainkan untuk menengah dan atas saja," jelasnya.
Begitu pula penerapan tarif untuk barang bawaan penumpang yang diberlakukan sejumlah maskapai sejak 8 Januari 2019.
"Maskapai yang bisa menerapkan itu hanya milik swasta, kalau Garuda ternyata masih normal," katanya.
Meski begitu, Rusdi berharap naiknya tiket pesawat dan bagasi berbayar ini tidak sampai membuat gejolak di masyarakat.
Sebab maskapai sudah mendapat masukan dari berbagai pihak, terutama pengguna jasa maskapai tersebut yang merasa keberatan dengan perubahan ini.
Pihaknya masih melihat sampai sejauh mana gejolak kenaikan harga tiket pesawat serta pengenaan tarif bagasi.
Dipastikan, Dishub juga akan mendatangi kantor perwakilan maskapai lainnya yang ada di Banjarmasin.
"Insya Allah akan kita datangi," ujarnya. (gmp/ay/ran)