BANJARMASIN – Perampungan Rumah Sakit Sultan Suriansyah Banjarmasin terus dikebut. Termasuk soal pengadaan alat kesehatan (alkes).
Dengan anggaran Rp23 miliar, mulai bulan Juni nanti akan diisi secara bertahap.
Pengadaan alkes untuk rumah sakit tersebut memang jadi salah satu proyek prioritas tahun ini. Tanpanya, RS Sultan Suriansyah mustahil bisa beroperasi.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin, Lukman Hakim menyebut, pengadaan alkes tahun ini belum sepenuhnya dipenuhi. Sementara, cuma untuk kebutuhan utama agar rymah sakit tersebut bisa beroperasi.
"Bertahap dulu diisi. Seperti laboratorium hingga radiologi," sebutnya, kemarin (15/2).
Menurut Lukman, jika mengacu rumah sakit bertipe C. Budget Rp23 miliar belum cukup. Untuk memenuhi kelengkapannya, butuh angka yang lebih besar. Mencapai Rp60 miliar.
Alkes yang didatangkan nanti, diperuntukan untuk Poliklinik dan Instalasi Gawat Darurat. Mengingat, dua bangunan tersebut sudah rampung.
"Memang dua bangunan ini yang memerlukan alkes," ucapnya.
Lukman mengungkapkan, alkes tak cuma bagian penting untuk operasional rumah sakit. Tapi juga sebagai syarat mendapat akreditas dari Kementerian Kesehatan.
Biar tahu saja. Izin operasional rumah sakit hingga saat ini belum didapat. Penyebabnya karena faktor ketiadaan alkes.
"Ketika alkes sudah terpenuhi, termasuk bangunan rawat inap tahap III ini rampung. Izin operasional pun akan dikantongi," tutur Lukman.
Sementara itu, untuk bangunan tahap III, Lukman mengungkapkan bakal diisi pada triwulan ketiga. Berupa fasilitas kamar. Lebih banyak tempat tidur dan mebeler.
"Sesuai fungsinya. Yakni hanya rawat inap. Tak banyak alkes yang di isi. Paling sistem komunikasi yang menghubungkan ke dua IGD dan Poliklinik," jelasnya.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin, Sri Nurnaningsih menekankan. Jangan sampai pembangunan tahap III rumah sakit dan operasional tahun ini kembali tertunda. Seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu.
"Jangan lagi tertuda dan janji-janji saja," ucapnya. (mof/at/nur)