BANJARBARU - Seperti diberitakan Radar Banjarmasin di edisi Senin (25/2) dengan judul "Waduh, Kota Idaman Tertinggi".
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kalsel mencatat ada 37 kasus kekerasan terhadap perempuan & anak di Kota Idaman.
Terkait dengan pemberitaan dan data tersebut. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan & Anak (P2TP2A) Intan Idaman Kota Banjarbaru mengonfirmasi soal data tersebut.
Ketua P2TP2A Intan Idaman Kota Banjarbaru, Ririen Nadjmi Adhani kepada Radar Banjarmasin mengungkapkan bahwa angka 37 kasus tersebut ada kekeliruan.
"Terkait data yang ada di berita tersebut ada yang harus diralat. Selama tahun 2018 kemarin, P2TP2A Banjarbaru hanya menangani 23 kasus, bukan 37 kasus," katanya.
Terkait adanya perbedaan data tersebut. Pihak P2TP2A Intan Idaman Kota Banjarbaru menurutnya sudah menjelaskan kepada Kadis P3A Provinsi Kalsel. "Sudah kita jelaskan soal data tersebut."
Adapun untuk rinciannya, disebutkan bahwa dari 23 kasus tersebut untuk kasus kekerasan terhadap perempuan ada 13 perempuan "Untuk anak ada 10 kasus," jabarnya.
Ditegaskannya juga bahwa selama ini pihaknya telah melaksanakan tugas kepada masyarakat Banjarbaru yang mengalami kasus kekerasan. Baik terhadap perempuan maupun anak.
"Sudah kita selesaikan. Juga didampingi oleh psikolog serta bantuan hukum dan mediasi. Terakhir juga Alhamdulillah sudah bisa kita tangani karena selalu berkoordinasi dengan SKPD terkait," ucapnya. (rvn/ij/bin)