BANJARMASIN – Tahun ini, Pemko Banjarmasin menganggarkan Rp83 miliar. Khusus untuk 14 titik pembebasan lahan. Lebih banyak jika dibandingkan dengan 2018 lalu, yang hanya 6 lokasi.
14 titik ini, meliputi pembabasan untuk Jembatan Sungai Lulut, Jembatan Sungai Gardu I, Jembatan Sungai Gardu II, Jembatan HKSN, Jembatan Bromo, Jembatan Kelayan A-Gerilya, kawasan Pengambangan, kawasan Kampung Melayu, Pasar Beras/Muara Kelayan dan kantor kelurahan di lima kecamatan.
"Khusus kantor kelurahan, ada beberapa bangunan yang susah dijangkau oleh kendaraan roda empat," beber Kepala Bidang Pertanahan Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Banjarmasin, Muhammad Rusni, kemarin (4/3).
Dia menyebut, dari sejumlah rencana pembebasan nanti, ada beberapa yang akan pelik. Salah satunya kawasan Pasar Beras, di Muara Kelayan. Di sana pemko bakal membangun siring. Melanjutkan yang sudah ada.
Selain di kawasan itu, Rusni juga mengungkapkan. Untuk pembebasan kawasan di Jembata Sungai Lulut, Jembatan Sungai Gardu I dan II pun diprediksi juga akan berjalan alot.
Meski demikian, pembebasan lahan nanti berjalan sesuai aturan. “Kalau berbicara agak rumit, mungkin pembebasan di Muara Kelayan,” terangnya.
Pembebasan mana yang paling luas? Rusni menyebut; lahan untuk Jembatan Bromo. Karena membutuhkan pondasi yang tak sedikit.
Tahun lalu, pihaknya membebaskan kawasn Alalak untuk pembangunan jembatan. Selain itu, Kuin, yakni pembangunan Dermaga Sultan Suriansyah. Kemudian Kampung Melayu dan Pengambangan, serta kawasan Jalan Masjid Jami dan Jalan Sulawesi untuk pembangunan Jembatan Sulawesi.
“Tahun lalu yang pelik adalah pembebasan kawasan Jembatan Alalak. Prosesnya sangat lama, 2 tahun. Bahkan lahannya sangat luas,” tandasnya. (mof/ema)
