BANJARMASIN – Rencana penutupan Jembatan Alalak I yang diagendakan awal Maret ini kembali tertunda. Lahan untuk pembangunan rupanya tak benar-benar bebas.
Bukan soal bangunan warga. Namun, beberapa tiang PLN dan Telkom yang belum sepenuhnya dilepas.
"Untuk PLN progresnya sangat cepat. Yang kami sayangkan dari Telkom. Masih banyak belum ada reaksi,” keluh Kepala Satker Non Vertical Wilayah Kalsel I BBPJN Wilayah XI Banjarmasin, Syahriliansyah, Senin (4/3) kemarin.
Tak ingin jadwal pekerjaan terganggu, pihaknya akan bersikap tegas. Mereka member deadline hingga 8 Maret mendatang. Agar perusahaan milik negara itu melepas tiang-tiang yang masih terpasang.
Menurut Khairil, pihaknya sudah mengirim surat kepada Telkom. Terkait soal tiang yang menghambat proses pembangunan tersebut.
Kalau hingga tanggal 8 Maret Teklom belum melepas, mereka tak bertanggung jawab. Jika jaringa terputus karena pekerjaan proyek dilakukan.
Diungkapkan Khairil, jumlah tiang yang belum terlepas ada sebanyak 33 buah. 18 milik PLN dan 15 buah milik Telkom. “Semuanya ada di wilayah Banjarmasin. Kami tak tanggung jawab jika surat kami tak digubris,” tegasnya.
Khairil memohon, agar semua pihak bekerjasama untuk pekerjaan proyek prestisius ini. Dia mengapresiasi warga yang terkena imbas. Sudah mau lahannya diganti rugi.
Kapan penutupan total Jembatan Alalak dilakukan? Khairil belum bisa memastikan. Mereka terlebih dulu harus melakukan simulasi. Rencananya akan digeber pekan depan. Seusai Haul Guru Sekumpul tanggal 10 Maret mendatang. “Kami rencanakan simulasinya Kamis, pekan depan,” sebutnya.
Di sisi lain, Penanggung Jawab Backbone Telkom Banjarmasin, Arif Rahmani membantah, jika tiang-tiang miliknya masih bertahan. Dia menyebut, tiang yang terpasang di sana bukan cuma milik mereka. Akan tetapi punya beberapa provider lain. Seperti Telkomsel, Indosat, Xl hingga yang lainnya. "Kami pastikan milik kami sudah aman dan sudah terpindah,” sebutnya, kemarin.
Biar ingat saja. Sejatinya pada 25 Februari lalu, Jembatan Alalak I ditutup total. Arus lalu lintas dialihkan ke Jembatan Alalak II. Bagi angkutan besar harus melalui Jalan Gubernur Syarkawi hingga keluar ke Jalan Ahmad Yani Km 17.
Proyek Jembatan Alalak I memakan anggaran sebesar Rp274,5 miliar. Dibiayai APBN. Pekerjaan dilakukan dengan skema tahun jamak. Ditarget rampung pada 2020 mendatang. Jembatan ini dibangun dengan model cable stayed dengan panjang 850 meter dan lebar 20 meter. (mof/ema)