Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof Mohamad Nasir menantang Universitas Lambung Mangkurat untuk meraih akreditasi A. Menurutnya, target itu tidaklah muluk. Apalagi ULM baru saja "dihadiahi" selusin gedung kampus baru yang tersebar di Banjarmasin dan Banjarbaru.
"Dulu di sini hanya ada dua prodi yang teakreditasi A. Bayangkan, sekarang sudah 21 prodi. Ini lompatan yang bagus. Tinggal bagaimana meningkatkan akreditasi secara institusi. ULM sekarang B, besok harus A. Intinya ULM harus kerja keras," tegas Nasir.
Ini demi mendukung target nasional. Minimal ada 100 perguruan tinggi di Indonesia yang berhasil meraih akreditasi A. "Sekarang baru ada 19 perguruan tinggi teakreditasi A. Artinya harus ada lompatan 81 perguruan tinggi lagi," imbuhnya.
Nasir mengingatkan, gara-gara akreditasi rendah itu, maka perguruan tinggi Indonesia selalu kalah bersaing dengan negara tetangga. Sebut saja Malaysia dan Thailand.
Bagaimana mencapainya? Nasir menjamin, pembangunan gaya lama sudah ditinggalkan. "Dulu pembangunan perguruan tinggi terlampau Jawa-sentris. Sekarang enggak lagi. Kalimantan harus dibangun. Papua juga harus dibangun. Harus Indonesia-sentris," tukasnya.
Diakuinya, sebaran kampus di Indonesia memang belum merata. Banyak lulusan SMA dari daerah pelosok yang tak bisa pergi kuliah. Akibat jauhnya lokasi kampus dan mahalnya ongkos transportasi. "Makanya kampus harus fokus pada e-Learning. Perkuliahan jarak jauh," ujarnya.
Faktor lain, apalagi kalau bukan karena kemiskinan. Nasir menyatakan, jangan berkecil hati. Masih ada kesempatan bagi anak muda tak mampu untuk berkuliah. Yakni melalui beasiswa Bidikmisi.
Kini ada 5.039 penerima beasiswa Bidikmisi dari kawasan tertinggal, terdepan dan terluar Nusantara. "Di Kalsel ada 109 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi," sebutnya.
Kembali pada pokok masalah, belum lama ini Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) mengunjungi ULM. Rektor ULM, Prof Sutarto Hadi mengaku optimis bisa meningkatkan akreditasi kampusnya.
Keyakinannya merujuk pada hasil kunjungan tersebut. "BAN-PT tampak terkesan. Mereka menyebut ULM sudah jauh berubah. Jika dibandingkan kunjungan terakhir mereka pada 2016 silam," ujarnya.
Modal lain adalah penambahan doktor dan guru besar. Sebelumnya hanya ada 189 doktor di ULM. Sekarang sudah bertambah menjadi 310 doktor. "Pada akhir tahun 2018, ULM sudah memiliki 43 guru besar. Sebentar lagi, bakal bertambah dua guru besar baru," tambahnya.
Ada banyak agenda yang diikuti Nasir selama berada di Banjarmasin. Seusai acara peresmian, dia mengisi kuliah umum di Library General Building. Dilanjutkan dialog publik di Lecture Theater Fakultas Ekonomi dan Bisnis. (fud/ema)