BANJARMASIN – Pembongkaran gubuk liar di kolong Jembatan Antasari kembali dilakukan Satpol PP Kota Banjarmasin, Kamis (14/3) siang.
Puluhan personel diterjunkan merobohkan tempat tinggal beralaskan papan berlapis kardus dan beratapkan terpal tersebut.
Beberapa warga tinggal di lokasi tersebut. Bahkan ada tiga anak kecil yang juga tinggal tempat tinggal kumuh di sana.
Ketika pembongkaran berlangsung, warga yang tinggal di kolong jembatan itu telihat pasrah. Mereka membiarkan petugas Satpol PP membongkarnya. Ada pula yang mengabaikan, hanya duduk sambil menjahit baju. Namun juga ada yang terlihat sibuk memasukkan barang ke dalam tas.
Saat penertiban seorang perempuan menyerang wartawan saat ingin mengambil gambar. Dia mengamuk dan tidak terima saat dirinya difoto. Anggota Satpol PP melerai. Meski tinggal di sana, dia mengaku sudah mempunyai rumah sewaan.
"Aku nih sudah beisi rumah. Rumahku di Taluk Kelayan. Aku kada handak dibawa ke rumah singgah," teriak perempuan tersebut.
Anak kecil yang menangis di sana juga menjadi perhatian. Anak mengaku bernama Cahaya itu tak kuasa melihat Satpol PP membongkar gubuknya. Tapi dia juga mengatakan padahal dia juga memiliki rumah yang layak.
“Ulun nih padahal ada baisi rumah di Taluk Kelayan. Tapi, mama masih aja bediam di sini. Ading ulun tuh nah padahal garing," ucapnya lantas terisak.
Kasi Operasi Bidang Penertiban Umum Satpol PP Kota Banjarmasin, Noor Fahmi Arif Ridha menegaskan penertiban itu sudah kesekian kalinya dilakukan.
“Tindakan yang kami lakukan pada dasarnya ialah penertiban, termasuk pembongkaran. Kami sudah sering memberikan peringatan. Karena masih saja tinggal di situ, terpaksa kami bongkar,” tegasnya.
Fahmi mengatakan mereka sudah dibina untuk memiliki keahlian dengan dilatih oleh Dinas Sosial. Tapi, masih saja tinggal di bawah jembatan. Selain bahaya, juga rawan penyakit.
Mengenai perlawanan warga saat pembongkaran, Fahmi mengatakan itu sudah biasa.
"Bukan salah kami karena sudah ditegur. Kami melaksanakan tugas sesuai prosedur saja," tuntasnya.(mr-154/ema)