BANJARMASIN - Belum sampai dua pekan, palang pembatas ketinggian Jembatan Kuin, lagi-lagi rusak. Penyebanya sama, ditabrak truk yang coba melintas.
"Ada truk mau lewat. Entah dia tidak tau bahwa ada palang pembatas, atau memang tau ada palang pembatas tapi tetap memaksa lewat," ucap warga yang tak mau disebut namanya. Insiden penabrakan palang itu terjadi Senin (18/3) dini hari.
Dishub Banjarmasin baru mengetahuinya, kemarin (19/3) pagi. Kabid Lalu Lintas, Slamet Begjo, mengakui bahwa sebelumnya mereka tak tahu palang itu rusak.
"Dari info yang didapat, palang itu ditabrak pada Minggu malam. Tetapi kami tidak mengetahui seperti apa pastinya jenis truk yang menghancurkan palang itu," tuturnya.
Setelah mendatangi lokasi, Slamet mengatakan, mereka mendapat masukan dari warga. Agar palang tersebut dikasih pencahayaan lebih. Agar lebih jelas. Karena, diduga truk yang menabrak itu tak melihat ada pembatas.
"Rencana kami akan memasang lampu atau pencahayaan pada palang pembatas itu. Agar palang jelas terlihat. Dan tidak ada yang mempunyai alasan bahwa tidak melihat palang pembatas ketinggian," katanya.
Menyegarkan ingatan. Sabtu (9/3) malam, dua pekan lalu, Dishub Banjarmasin memasang palang itu untuk kedua kalinya. Sebab sebelumnya, sempat dilepas warga karena ada truk yang menabrak.
Dishub melarang angkutan yang melebihi ketinggian atau bertonase besar melintasi jembatan itu. Karena dianggap membahayakan. Namun masih ada saja pengemudi yang ngeyel.
Terkait pelarangan itu, Dishub memasang spanduk di tiga titik. Sebagai media pemberitahuan agar bisa melintas di jalan lain. Demi keselamatan dan keamanan.
Tak bosan, Slamet kembali mengingatkan warga. Terkhusus untuk para pengemudi. Agar angkutan yang melebihi batas membiasakan diri melintasi rute lain. Bukan di Jembatan Kuin. Dishub mematok batas maksimal tonase angkutan 3,5 ton. Selebihnya, maka melanggar aturan.
Soal kerusakan palang, rencananya Dishub akan memperbaikinya, malam (20/3) ini.
"Kalau tidak ada kendala, dan tukangnya tidak ada halangan. Karena untuk memasang kami memerlukan orang yang ahli dalam bidangnya. Juga kenapa harus malam, karena menunggu saat jalan itu sepi," pungkas Slamet. (mr-154/ema)