BANJARBARU - Per tanggal 1 Juli 2019. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Prov Kalsel menyatakan status Siaga Karhutla. Salah satu daerah rawan dipetakan ada di wilayah Banjarbaru. Khususnya areal Bandara Syamsudin Noor.
Secara prediksi, Kebakaran Hutan & Lahan (Karhutla) disebut akan menemui puncaknya bulan Agustus mendatang. Namun guna mengantisipasi bencana musiman ini, Satgas Karhutla telah disiagakan per awal bulan Juli.
Menjadi salah satu daerah yang rawan Karhutla. BPBD Kota Banjarbaru yang juga satu komando dengan BPBD Provinsi turut bersiap. Status siaga Karhutla pun juga telah dipastikan.
"Berpatokan serta berkoordinasi dengan BPBD Provinsi. Kota Banjarbaru juga siaga Karhurla per tanggal 1 Juli ini," tegas Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarbaru, Suriannor Akhmad.
Bedanya, meskipun tetap akan bergabung di tim Satgas Karhutla Provinsi. BPBD Kota Banjarbaru terang Suriannor juga akan berfokus pada sosialisasi ke masyarakat.
Salah satunya yang terus digodoknya sebutnya pemberdayaan MPA atau Masyarakat Peduli Api. "Karena penanganan Karhutla ini juga kerap melibatkan masyarakat. Kita memang membentuk program MPA ini di delapan kelurahan yang masuk titik rawan," ucapnya.
Tiap-tiap MPA kata Suriannor beranggotakan lima warga. Mereka akan berpartisipasi bahkan jadi garda depan ketika Karhutla terjadi secara mendadak.
"Selain dilatih dalam hal kebencanaan. MPA ini kita fasilitasi dengan perlengkapan untuk memadamkan api. Tentunya mesin portable untuk menyemprotkan air lalu ada kendaraan juga sebagai operasional. Beberapa alat pendukung juga kita berikan," terangnya.
Saat disinggung apakah dengan mengandalkan MPA membuat personel BPBD lebih santai? Suriannor membantahnya. Ia meyakinkan jika personelnya yang berjumlah 40 orang tetap bertugas seperti biasanya.
"MPA ini kan untuk mengedukasi masyarakat agar turut berpartisipasi dalam penanganan Karhutla. Sebab dengan keterbatasan SDM di BPBD juga tidak begitu efektif untuk meng-cover keseluruhan kejadian Karhutla," ujarnya.
MPA katanya sudah beberapa waktu belakangan terbentuk. Tujuannya mengantisipasi Karhutla yang membuat Kota Banjarbaru bisa berkabut. Saat ini tiga Kecamatan: Cempaka, Landasan Ulin & Liang Anggang sudah terdapat MPA nya.
"Selain memberdayakan MPA dan berkoordinasi dengan Provinsi. Ke depannya kita juga akan mendirikan posko Siaga Karhutla. Untuk letaknya ada dua opsi. Kita akan memantau perkembangan dahulu," pungkasnya.
Bencana Karhutla sendiri memang jadi momok tersendiri bagi Kalsel tak terkecuali Kota Banjarbaru. Selain mengganggu jarak pandang pengguna jalan. Efek kabut Karhutla di tahun lalu bahkan sampai membuat beberapa penerbangan terganggu.
Menurut data BPBD Kalsel. Luas lahan yang terbakar karena Karhutla selalu meningkat. Diprediksi tahun 2019 juga berpeluang besar akan terjadi peningkatan.
Tercatat, pada 2017 hutan dan lahan di Kalsel yang terbakar mencapai 2.034 hektare. Sedangkan pada 2018 lalu terjadi peningkatan karhutla dengan luas lahan yang terbakar mencapai 3.913 hektare lahan yang terbakar. (rvn/bin/ema)