BANJARMASIN - Yang ditakutkan terjadi juga. Banyak SMP negeri di Banjarmasin yang menderita kekurangan siswa. Dinas Pendidikan lantas mengambil kebijakan. Membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jilid dua.
Kebijakan itu berlaku bagi SMPN tertentu. Yakni sekolah yang kuotanya belum terpenuhi. Sistemnya juga sedikit berbeda. Jika PPDB yang dibuka pada 1 Juli lalu disebut PPDB online, kali ini disebut PPDB offline. Dibuka sejak 8 Juli sampai 10 Juli (hari ini terakhir).
"Kami mengimbau sekolah untuk segera melaporkan daftar calon siswa yang tidak lulus seleksi ke Disdik. Agar panitia PPDB bisa merekomendasikan anak-anak ini ke sekolah-sekolah yang daya tampungnya masih lowong," jelas Kabid Pembinaan SMP Disdik Banjarmasin Sahnan, kemarin (9/7).
Disebutkannya, dari 35 SMP negeri di Banjarmasin, selusin diantaranya sepi pendaftar. "Ada 976 kursi kosong dari 12 sekolah. Khusus untuk wilayah Banjarmasin Barat, semua sekolah di sana sudah penuh," sebutnya.
Selusin sekolah itu tersebar di Banjarmasin Timur, Tengah, Selatan dan Utara. Paling parah di SMPN 17 di Jalan Sungai Jingah yang mencatat 147 kursi kosong. Atau setara dengan empat kelas kosong. "Paling banyak di Utara. Di sana ada lima 5 sekolah yang masih kekurangan calon peserta didik," tukasnya.
Apa dasar dari PPDB jilid dua? Sahnan memastikan Permendikbud No 51 Tahun 2018 memang mengizinkan langkah itu. Mengacu pada pasal 14 ayat 1, 2, dan 3. Diperkuat hasil rapat Disdik bersama K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) Banjarmasin.
Ditanya syarat, Sahnan menekankan, aturan zonasi tetap berlaku dalam PPDB offline. Orang tua dan calon siswa disarankan mendaftar ke SMPN terdekat dengan rumahnya. Jika di zona itu ternyata sudah penuh, baru dibolehkan mencari sekolah keluar zona.
"Dengan catatan, meski berbeda zona, tetap yang jaraknya paling dekat dengan rumahnya," ulasnya. Syarat lain, pendaftar hanya boleh memilih satu SMPN tujuan. Bagi yang sudah lulus di jalur online, dilarang keras mengikuti jalur offline.
Terakhir, Sahnan berharap orang tua jangan terlampau memaksakan diri. Terkadang, si anak ngebet ingin bersekolah di SMP A. Alasannya, banyak teman mainnya yang bersekolah di sana. Sedangkan di SMP C masih ada kuota kosong.
"Orang tua harus mengarahkan anaknya. Jangan malah mau dipaksa untuk memenuhi keinginan hati anaknya. Tampaknya beberapa anak merajuk. Cuma mau sekolah di SMP favoritnya saja," pungkasnya.
Pantauan Radar Banjarmasin di pinggiran kota, SMPN 20 masih memiliki 34 kursi kosong. Sekolah ini berada di Jalan Mantuil Permai, Banjarmasin Selatan.
"Kami menyediakan 6 rombel atau 173 kursi untuk siswa baru. Sampai hari ini, baru 128 calon siswa yang mendaftar ulang," ujar Ketua Panitia PPDB Online SMPN 20 Banjarmasin Agustian Noor.
Agustian menegaskan, sistem zonasi sangat berdampak terhadap sekolahnya. Banyak calon siswa yang kebingungan ketika hendak mendaftar.
"Banyak warga sini yang dulunya bersekolah (SD) di luar Banjarmasin Selatan. Sehingga mereka kebingungan ketika hendak menyekolahkan anaknya," keluh Agustian. (mr-154/fud/ema)