BANJARMASIN - Sempat lama tak ada kejelasan, pembangunan Jembatan yang menghubungkan Kalimantan dan Pulau Laut kini menemui babak baru. Pemprov Kalsel dan Pemkab Tanah Bumbu dan Kotabaru akan menganggarkan dana kembali untuk melanjutkan bentang jembatan.
Menyeriusi rencana ini, ketiga pihak melakukan rapat teknis bersama dengan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah XI Banjarmasin di Setdaprov Kalsel, Senin (2/9). Dalam rapat tersebut Gubernur Kalsel Sahbirin Noor serta Bupati Tanah Bumbu Sudian Noor dan Bupati Kotabaru H Sayed Jafar berkomitmen menyelesaikan jembatan yang mulai dikerjakan sejak tahun 2015 silam ini.
Sebagai bukti komitmen, ketiganya akan menggelontorkan APBD untuk berbagi dana pembangunan jembatan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel, Roy Rizali Anwar, menerangkan untuk menyelesaikan struktur jalan pendekat dan jembatan pendekat dibutuhkan dana sekitar Rp2 triliun.
"Pemprov mengalokasikan dana Rp500 miliar, Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru masing-masing Rp250 miliar. Dan sisa Rp 1 triliun kami harapkan didanai dari APBN melalui Balai Jalan,"ucapnya.
Lalu bagaimana dengan bentang tengah yang pekerjaannya diperkirakan membutuhkan dana mencapai Rp1,6 triliun? Roy menjelaskan, pihaknya masih mencari pola kerjasama baik melalui corporate social responsibility, sumbangan pihak ke tiga, atau kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU). “Sesuai keinginan Pak Gubernur tahun 2024 jalan pendekat dan jembatan pendekat selesai, sembari menunggu kerjasama bentang utama atau bentang tengah tersebut,” pungkasnya.
Dengan komitmen baru ini, maka akan ada revisi perjanjian kerjasama yang terdahulu. Dengan perjanjian baru, pemda pun sebutnya dapat mengalokasikan anggaran mulai tahun 2020 mendatang. “Kami targetkan selama lima tahun selesai pembangunan jalan pendekat dan jembatan pendekat ini," ucapnya.
Dia mengungkapkan, jalan pendekat di Kabupaten Tanah Bumbu lebih panjang jika dibanding jalan pendekat di Kotabaru. Dari sisi Tanah Bumbu jaraknya mencapai 1.500 meter, sedangkan sisi Kotabaru hanya 1.250 meter. “Meski jalan pendekat lebih panjang di sisi Tanah Bumbu, namun jembatan pendekat sisi Kotabaru yang agak panjang yakni mencapai 1.950 meter, sedangkan sisi Tanah Bumbu hanya 950 meter saja," bebernya.
Sementara, kondisi jalan yang menuju jembatan saat ini menurutnya masih berupa tumpukan tanah. Nah, kedepan bersama pemkab dan balai jalan, pihaknya harus menyelesaikan sampai pengaspalan dan tersambung ke ruas jalan nasional.
Untuk diketahui, sebelumnya Pemkab Kotabaru sudah mengucurkan dana Rp100 miliar, dan pemprov sebesar Rp150 miliar untuk pekerjaan fisik jalan dan jembatan pendekat. Dana itu di luar kajian, lingkungan, dan pengadaan lahan.
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor mengatakan skema pembiayaan percepatan pembangunan Jembatan Pulau Kalimantan dan Pulau Laut memerlukan sinergi semua pihak. Hal ini agar target yang ingin dicapai dapat terwujud.
Terkait pembiayaan, Pemprov akan bekerja sama dengan Pemerintah Pusat, Pemkab serta pihak ketiga. "Saya rasa semuanya dapat diselesaikan kalau kita mau gotong-royong," sebutnya.
Bupati Tanah Bumbu H Sudian Noor mengaku, siap mendukung skema pembiayaan yang dirumuskan bersama-bersama ini. "Kita siap mendukung, kita datang dengan kekuatan penuh," ucapnya.
Pada rapat ini juga dilakukan penandatanganan komitmen Pemprov dengan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru tentang percepatan pembangunan Jembatan Penghubung antara Pulau Kalimantan dengan Pulau Laut.
Anggaran mulai dilaksanakan pada tahun 2020 secara bertahap selama 5 tahun anggaran dengan mekanisme yang sudah diatur secara bersama. Turut hadir dalam rapat itu adalah Sekdaprov Kalsel, H Abdul Haris Makkie, Plh Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Hanif Faisol Nurofiq, Kadis PUPR Kalsel Roy Rizali Anwar, Sekda Kotabaru H Said Akhmad dan pejabat provinsi, Kotabaru dan Tanbu. (mof/ran/ema)