BANJARMASIN - Popularitas Ibnu Sina boleh disebut masih di atas kandidat bakal calon wali kota lainnya. Wajar, sebagai petahana dia punya modal kuat.
Tapi Ibnu tak jemawa. Nama-nama bakal pesaingnya juga tak kalah populer. Sebut saja wakilnya sendiri, Hermansyah. Atau mantan Ketua DPRD Banjarmasin, Ananda.
Tak kalah menantang adalah calon-calon muda. Seperti Ketua KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Kalsel, Fazlur Rahman dan anak mantan wali kota Muhidin, Karmila. Usia kedua nama ini bahkan tak lebih dari 30 tahun.
Bukannya khawatir tersaingi, Ibnu justru mendukung nama-nama yang bakal menjadi pesaingnya itu. Baginya, itulah seni demokrasi.
“Banyak calon muda juga bagus sekali. Artinya Banjarmasin tidak kekurangan stok calon pemimpin di masa mendatang. Silakan saja ikut bertarung,” ungkapnya.
Baginya yang terpenting adalah keinginan untuk membangun kota. Dia menilai, semua nama yang mencuat punya keinginan itu. Mereka bukan orang-orang sembarangan.
“Semuanya kan ingin agar Banjarmasin lebih baik. Lebih maju lagi pembangunannya. Saya pikir ini bagus sekali,” tutur politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Pernyataannya tentu dibalut bahasa normatif. Ibnu sadar, dia harus menyiapkan bekal menghadapi Pilkada 2020. Makanya dia sudah mulai sibuk mendekati parpol.
Mantan Anggota DPRD Kalsel itu juga berniat mengambil formulir pendaftaran bakal calon Pilkada melalui Partai Golkar.
“Saya tentu akan mencalon kembali sebagai wali kota. Tidak mungkin sebagai wakil. Makanya, saya ingin menjajaki kader partai-partai ini, siapa kira-kira yang cocok menemani saya sebagai calon wakil wali kota,” tegasnya.
Namun, dia tak ingin kelabakan. Apalagi tugasnya sebagai wali kota di pengujung periode ini masih banyak. "Lagipula proses pendaftaran di KPU baru dimulai akhir tahun nanti," pungkas Ibnu. (nur/fud/ema)