BANJARMASIN - Gedung DPRD Provinsi Kalsel didatangi massa umat Islam yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa bersama Tokoh dan Ulama Banua Kalsel, Jumat (8/11) siang. Massa bergerak dari Mesjid Raya Sabilal Muhtadin menuju Rumah Banjar, selepas salat Jumat, sembari membawa bendera Tauhid, spanduk dan sejumlah poster.
Aksi damai bertajuk Aksi Bela Ulama Aktivis Mahasiswa dan Bendera Tauhid Banjarmasin ini, dikawal puluhan aparat dari Polresta Banjarmasin.
Massa mulanya ingin bertemu dengan wakil rakyat, tapi sayangnya Gedung DPRD kemarin siang kosong, karena semua anggota sedang ke luar daerah. Akhirnya, aksi dilanjutkan dengan orasi di di tepi jalan Lambung Mangkurat.
“Tuntutan kita adalah membela ulama, membela mahasiswa, bela bendera Tauhid. Berhenti mengkriminalisasi bendera Tauhid dan jangan meradikal kan ulama,” kata Ustaz Habibi Mustofa, salah seorang orator dalam aksi ini.
Menurut Ustaz Habibi, jika ulama memberikan kritik dan nasihat kepada pemerintah, bukan berarti mereka intoleran. Tetapi justru ulama ingin meluruskan, sehingga seorang pemimpin dapat berjalan dengan baik dalam mengelola pemerintahan.
“Adapun bendera Tauhid, ini adalah panji Rasulullah. Sehingga wajar jika umat muslim membanggakannya, sebagai wujud kecintaan kepada Rasulullah,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris DPRD Kalsel H AM Rozaniansyah ketika dikonfirmasi, membenarkan jika para wakil rakyat sedang tidak berada di tempat sejak pagi. Sesuai jadwal di Badan Musywarah (Banmus) sejak 17 Oktober 2019 anggota dewan melaksanakan kunjungan komisi ke Jakarta. Sementara surat pemberitahuan dari peserta aksi sampai 3 hari sebelumnya.
“Sudah dikoordinasikan dengan pimpinan dewan, tapi nanti aspirasi ini akan disampaikan kepada dewan,” ujarnya. (gmp/bin/ema)