BANJARMASIN - Namanya juga kota besar. Banjarmasin tak lepas dari problem gepeng (gelandangan dan pengemis). Inilah yang menjadi perhatian Komisi IV DPRD Banjarmasin.
Hampir di tiap perempatan ada gepeng. Belum lagi yang berkeliling dari rumah ke rumah. Laki-laki maupun perempuan. Bahkan anak-anak.
Sayangnya, pemko kurang action. Bahkan seakan tutup mata terhadap keberadaan gepeng yang makin bertambah. Setidaknya itulah penilaian Komisi IV.
"Kami sudah memanggil Dinas Sosial dan Satpol PP beberapa waktu lalu. Dalam waktu dekat jika tidak ada realisasi penertiban, akan kami panggil lagi," tegas Ketua Komisi IV, Matnor Ali.
Menurut Matnor, tak baik kalau dibiarkan berlarut. Apalagi keberadaan gepeng ini membuat masyarakat tak nyaman.
Sementara aturan penanganannya sudah jelas. Namun, tak sedikit dari gepeng-gepeng itu diduga kuat digerakkan kelompok tertentu. Yang hanya mencari keuntungan.
"Artinya, secara sosial banyak yang dirugikan. Apalagi gepeng yang sampai melibatkan anak-anak," ucapnya.
Matnor berkomitmen komisinya akan terus mendesak agar pemko serius dan bertindak cepat. Supaya fenomena gepeng itu tak makin berkembang.
"Intinya, ini mesti dipikirkan bersama. Supaya tidak ada lagi gepeng yang berkeliaran di kota," katanya.
Kepala Dinas Sosial Banjarmasin, Iwan Ristianto pernah mengeluarkan statement. Mereka segera menginventarisir dan memetakan titik penyebaran gepeng.
"Kami masih koordinasi dengan Satpol PP. Karena bertepatan dengan Natal dan Tahun Baru," ucapnya.
Jadi, bukannya pemko ingin tinggal diam. Mereka sedang merancang cara efektif untuk menangani persoalan gepeng tersebut. "Tentunya, kami akan bertindak," janjinya.(nur/dye)
