Beberapa akhir ini, hujan turun di mana – mana, terkhusus di Kalimantan Selatan. Debit air yang turun menyebabkan sungai meluap dan banjir terjadi di berbagai daerah. Banjir memang bukanlah sesuatu yang asing lagi dan kita pun pernah mengalaminya. Informasi lewat berita televisi dan media - media cetak dan sosial menayangkan bencana air meluap ini.
=======================
Oleh: Riswan Wahyuni, S.Pd
Guru SMPN 3 Satap Angsana
=======================
Setiap kali kedatangan banjir, selalu membawa kerugian. Baik itu korban jiwa atau kerugian materi. Misalnya rusaknya bangunan, jembatan dan berbagai prasarana lain, putusnya jalur transportasi, pencemaran lingkungan dan timbunya penyakit, tanah longsor dan sebagainya.
Banjir adalah salah satu dari bencana alam yang sering terjadi. Fenomena ini disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi, sehingga air sungai tidak mampu menampung debit air yang meluap drastis. Banjir dapat ditimbulkan oleh faktor alam dan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mengetahui dan memahami permasalahan banjir ini, lebih baik mengenal faktor apa saja yang bisa menyebabkan banjir itu terjadi.
Menurut Kurnia Rohmat dalam bukunya “Bencana Banjir”, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya bencana alam itu. Yang paling utama adalah curah hujan tingga dalam jangka waktu panjang.
Curah hujan yang tinggi dan terus menerus dapat menyebabkan banjir kapan saja. Ditambah lagi dengan kurangnya daerah resapan air akibat penebangan hutan dan pembangunan, sehingga air tidak mudah lagi diserap oleh tanah. Air yang tidak serap tanah akan terus mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah. Jika hujan turun di daerah perbukitan, maka kemungkinan besar akan terjadi longsor dan erosi.
Karena jika di perbukitan tersebut gundul karena hilangnya daerah resapan air. Sedangkan di daerah perkotaan yang datarannya lebih rendah, potensial banjir lebih dimungkinkan karena saluran air (drainase) tidak mampu menampung jumlah debit air. Apalagi jika saluran dipenuhi sampah.
Penyebab lain, erosi yang membuat tanah tidak lagi mampu menampung air pada saat turun hujan dan hanya menyisakan batuan. Saat hujan, air akan segera mengalir ke dataran yang lebih rendah dan menggenanginya. Erosi ini terjadi akibat pohon-pohon yang melindungi permukaan tanah telah tak ada lagi.
Selain itu, penanganan sampah yang buruk juga menjadi faktor penyebab lain. Saluran air yang dipenuhi berbagai limbah membuat alirannya tak lancar. Dengan kata lain tersumbat. Sehingga, saat terjadi hujan, air di drainase tak lancar dan meluap ke permukaan dan menggenangi daerah sekitarnya.
Bendungan yang tak berfungsi maksimal juga bisa menjadi penyebab banjir. Bendungan adalah penghalang arus air atau sungai yang terbuat dari beton. Namun ada pula yang terbentuk secara alami, danau misalnya. Fungsi bendungan atau danau adalah untuk menghalangi atau mengontrol arus air sungai. Jika fungsinya terganggu, maka air di bendungan atau danau akan meluap.
Untuk di kawasan perkotaan, selain persoalan drainase yang mampet, permukaan tanah yang ditutup semen, aspal, atau paving juga menjadi penyebab banjir. Tumbuhnya pembangunan perumahan dan pembukaan wilayah baru untuk permukiman berdampak pada fenomena tersebut.
Di kawasan-kawasan hulu sungai (biasanya daerah bergunung), praktik pembalakan liar (illegal logging) dan pertambangan tanpa izin, menjadi masalah krusial. Rusak ekosistem di daerah hulu, maka peluang terjadinya bencana banjir semakain menghantui. Kawasan-kawasan hutan yang telah terbuka akibat penebangan atau penggalian tambang, membuat erosi dan longsor terjadi. Tanah permukaan digerus air saat terjadi hujan dan menumpuk di daerah aliran sungai. Pendangkalan tak bisa dihindarkan. Jika intensitas air yang tercurah dari langit berlangsung lama, maka kapasitas sungai tak mampu menampung debit air. Secara alamiah akan meluap dan turun ke daerah yang lebih rendah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, kendati pada saat musim hujan banjir memang tidak pernah selesai melanda, namun banyak upaya yang dapat dilakukan. Setidaknya mengurangi dampak terjadinya banjir. Mengenali keadaan lingkungan adalah langkah awal dalam rangka memahami dan mewaspadai terjadinya banjir. Sehingga langkah pencegahan dapat diketahui. (*/ema)