BANJARMASIN - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih kembali meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk pengelolaan keuangan tahun 2019.
Meski WTP bisa dipertahankan, nyatanya BUMD milik Pemko Banjarmasin itu menderita penurunan penghasilan.
Bila di tahun 2018 lalu perusahaan pelat merah itu mencatat pemasukan sebesar Rp20,3 miliar, maka tahun kemarin menjadi Rp17,7 miliar.
Direktur Utama PDAM Bandarmasih, Yudha Achmadi mengatakan, ada dua penyebab penurunan laba tersebut. "Pertama, beban operasional yang cenderung meningkat. Kedua, beban imbalan setelah kerja," bebernya, kemarin (3/9).
Lantas, bagaimana dengan laporan tahun 2020 ini nantinya? Yudha mengatakan, pihaknya tak ingin terlalu mematok target. Pasalnya, pandemi juga mempengaruhi sektor ekonomi.
Dia yakin, PDAM tak luput dari dampaknya. "Kami bertekad, setidaknya di tahun 2020 penghasilan Rp17 miliar itu dapat dipertahankan," harapnya.
Terlepas dari itu, WTP menjadi sebuah prestasi. Karena bisa diraih selama sembilan tahun berturut-turut sejak 2011 silam. Adapun hasil audit, dinyatakan baik dan sehat.
Indikatornya mengacu pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999. Dicap baik berdasarkan penilaian aspek keuangan, operasional dan administrasi.
Sedangkan nilai sehat ditentukan Badan Pendukung Pengembangan Sistem Air Minum (BPPSPAM). Meliputi penilaian keuangan, pelayanan, operasional dan administrasi. (war/fud/ema)
