BANJARMASIN - Tim pasangan calon (Paslon) Sahbirin Noor-H Muhidin sudah merilis hasil survei lembaga survei Charta Politika Indonesia. Dari hasil survei itu, elektabilitas paslon 01 itu jauh lebih unggul dari Paslon 02 Prof Denny Indrayana-Difri Darjat.
59,9 persen responden menjatuhkan pilihan kepada Paman Birin-Muhidin, 22,1 persen memilih Denny Difri, sisanya belum menentukan pilihan.
Menengok hasil survei itu, Koordinator Tim 8 Provinsi Ilham Nor hanya menanggapi dingin. Menurutnya yang dilakukan pihak lawan itu sah-sah saja namun itu belum menjadi jaminan perolehan suara lawan sesuai dengan hasil survei. "Apapun hasilnya, yang jelas penentuannya ada di kotak suara," kata Ilham, Jumat (28/5) siang.
Mantan anggota DPRD Provinsi Kalsel periode 2014-2019 ini mengatakan, kandidatnya telah melakukan survei sekitar bulan Maret 2021. Tapi, hasilnya sengaja tidak dipublis ke media, hanya untuk konsumsi internal saja. Sebab itu bukan menjadi patokan dalam menuju kemenangan."Karena survei itu sifatnya internal, hanya untuk menajamkan Strategi di lapangan," ucapnya.
Meski tidak terlalu banyak diumbar ke publik mengenai kegiatan yang dilakukan Paslon 02 dan tim suksesnya, Ilham yakin, semuanya timses dan relawan dan parpol pendukung dan pengusung sudah bekerja keras.
Dia mengatakan, tim di lapangan sudah memetakan 107 desa tempat pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) dan telah membentuk relawan di 827 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Dikatakan, berbagai persiapan sudah maksimal, mulai perangkat, kekuatan dari parpol pengusung dan pendukung. Seluruh kekuatan telah dihimpun. Relawan sudah bersatu dengan Parpol koalisi, mereka hadir untuk memenangkan Paslon 02."Seluruh perangkat sudah diaktivasi, fisiknya akan hadir di akhir bulan, termasuk anggota dewan akan bergerak semua," bebernya.
Ilham menanggapi banyaknya tudingan pemasangan spanduk yang dinilai provokatif terkait politik uang, menurutnya, harusnya Bawaslu berterimakasih. Ia membandingkan dengan yang terjadi di Riau. Lembaga pengawas di sana memasang spanduk berisi larangan politik uang.
"Kita mengkampanyekan memerangi politik uang, Kenapa dilarang, harusnya malah terimakasih 02 telah memerangi politik uang," sindirnya.
Padahal dengan begitu dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa memberi dan menerima politik uang itu hukumnya haram menurut ajaran Islam. "Yang kami lakukan itu demi menyelamatkan warga Banua dari api neraka, kenapa harus di larang?" ucapnya. (gmp/ran/ema)