RANTAU - Kabupaten Tapin sudah memiliki bendungan berkapasitas besar untuk menampung air. Bahkan terbukti mampu mencegah banjir saat musim hujan tiba beberapa waktu lalu. Namun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapin tetap akan melakukan mitigasi banjir di sepanjang aliran sungai Tapin. Mereka terlebih dulu akan melakukan susur sungai dari hulu ke hilir. Mengamati spot-spot yang perlu dilakukan tindakan untuk mengurangi dampak bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Tapin, Said Abdul Nasir menjelaskan susur sungai memang harus dilakukan. "Mitigasi ini sebagai landasan untuk perencanaan pembangunan. Bahkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi dampak bencana. Supaya dapat beraktivitas dengan aman," tuturnya.
Sejak ada bendungan, pada saat daerah lain terkena banjir saat curah hujan tinggi, di Bumi Ruhuy Rahayu justru hanya Desa Raya Belanti Kecamatan Binuang yang terdampak. Ini karena wilayahnya tidak masuk aliran bendungan. "Biasanya daerah perkotaan pasti terdampak. Tapi, tertolong bendungan jadi tidak banjir," katanya.
Bendungan baru 1 tahun. Belum diketahui persis sebesar banyak air yang tertampung di sana. "Memang sesuai prediksi bisa menampung air sebesar 500 liter perdetik," katanya.
Sementara untuk Sungai Cempaka di Binuang, mitigasi juga dilakukan dengan cara normalisasi sungai. Sekda Tapin, Masyraniansyah menjelaskan bahwa anggarannya sudah disediakan di APBD Perubahan ini. "Normalisasi sungai sekitar 2 kilometer," katanya.
Berhubung di hilirnya wilayah Kabupaten Banjar, sekda menyarankan Dinas PUPR Tapin berkoordinasi dengan Pemkab Banjar terkait penanganan bersama. "Sinerginya seperti apa, bisa dibicarakan 2022 nanti. Tujuannya tidak lain saat curah hujan tinggi air bisa cepat ke sungai besar," pungkasnya.(dly/gr/dye)