BANJARBARU- Anggota DPRD Banjarbaru Ahmad Nur Irsan Finazli memberi catatan evaluasi Pendidikan tahun 2022. Pihaknya menyarankan ada grand desain pendidikan di Banjarbaru hingga perubahan regulasi terkait struktur anggaran pasca diterbitkannya Kurikulum Merdeka Belajar oleh pusat.
“Yang lebih penting lagi, bagaimana pendidikan karakter di Kota Banjarbaru sebagai kota pendidikan, mercusuar pendidikan di Povinsi Kalimantan Selatan,” imbuh Ketua Fraksi PKS-PAN itu.
Irsan jelaskan, mengenai grand desain pendidikan tentu tidak lepas dari kurikulum pendidikan itu sendiri. Saat ini dia katakan, Banjarbaru masih mencampuradukkan tiga kurikulum yang ada. Yakni, Kurikulum 13, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Merdeka Belajar. “Ini kan membuat kepala sekolah pada pusing sakit kepala. Belum lagi implementasinya di lapangan yang masih pada belajar,” ujarnya.
“Saya berharap ada kurikulum paten/pakem milik Kota Banjarbaru yang menjadi acuan dalam pembentukan karakter anak-anak kita,” sambungnya.
Irsan menekankan kembali pentingnya pendidikan karakter yang sebelumnya pernah dilakukan pemko. “Kita pernah dulu melaksanakan di zaman walikota sebelumnya. Masih berlanjut atau tidak? Apa kabarnya pendidikan karakter di Banjarbaru?” Tegasnya. (mr-157/ij/ran)
