Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kotabaru meningkat sejak awal tahun hingga Februari. Dari 43 kasus yang tercatat, 10 diantaranya berasal dari Kecamatan Pamukan Barat Sengayam, yang menjadi wilayah terparah.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotabaru berupaya mencegah dan mengendalikan penyebaran DBD dengan melakukan fogging, penyuluhan, dan pemberian bubuk abate. Kegiatan ini dilakukan di berbagai tempat, termasuk Sekolah Dasar Desa Sebelimbingan, Kecamatan Pulau Laut Utara, yang juga terdampak DBD.
"Kami juga mengajak masyarakat secara gotong royong membersihkan tempat-tempat yang rawan supaya bisa memberantas pengembangbiakkan nyamuk aedes aegypti," ujar Sekretaris Dinkes Kotabaru, H Arya Nor Abdi, Selasa (6/2).
Selain itu, Dinkes Kotabaru juga akan meminta seluruh puskesmas di daerah itu untuk melakukan penyuluhan secara serentak bekerjasama dengan Radio Gema Saijaan dan kader posyandu. Tujuannya adalah untuk menambah wawasan masyarakat tentang cara mencegah dan mengenali gejala DBD.
"Gejala DBD adalah demam tinggi hingga mencapai 40 C, nyeri kepala berat, nyeri pada otot, sendi, tulang, dan bagian belakang mata. Selain itu juga terdapat bintik-bintik atau bercak merah pada kulit dua sampai lima hari pasca demam perdarahan dari hidung, gusi, atau bagian bawah kulit," jelas Arya.
Salah satu warga Kotabaru, Nazarudin, mengaku baru tahu bahwa DBD sedang marak di daerahnya. Ia berterima kasih atas himbauan dari Dinkes dan berharap kasus DBD tidak bertambah lagi. "Alhamdulillah dengan himbauan dari dinas setidaknya bisa mengantisipasi dengan apa yang sudah disampaikan," katanya. (*)