• Senin, 22 Desember 2025

Satu Anggota KPPS Banjarmasin Meninggal Dunia, Ahli Waris Terima Santunan 46 Juta

Photo Author
- Jumat, 23 Februari 2024 | 13:50 WIB
HITUNG SUARA: Petugas KPPS menghitung suara di TPS, Rabu (14/2) pekan lalu di Banjarmasin. KPPS dan Satlinmas telah menerima hak honor mereka.
HITUNG SUARA: Petugas KPPS menghitung suara di TPS, Rabu (14/2) pekan lalu di Banjarmasin. KPPS dan Satlinmas telah menerima hak honor mereka.

 

 Satu anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Banjarmasin yang meninggal dunia akan menerima santunan kematian dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Besaran santunan kematian yang diterima ahli waris Rp36 juta. Ditambah Rp10 juta untuk (biaya) pemakaman," kata Ketua KPU Banjarmasin, Rusnailah, Kamis (22/2).

Persyaratan yang harus dilengkapi ahli waris adalah fotokopi kartu keluarga (KK) dan KTP elektronik anggota badan adhoc yang meninggal dunia. Ahli waris juga mesti menunjukkan dokumen aslinya untuk pembuktian.

Baca Juga: Lebih Ringan dari Tuntutan Jaksa, Terdakwa Kue Ipau Maut Divonis Setahun Penjara

Kemudian, fotokopi keputusan pengangkatan badan adhoc, fotokopi buku nikah, dan fotokopi surat keterangan kematian dari dokter atau rumah sakit. "Ahli waris segera melengkapi persyaratan yang diperlukan," pintanya.

 

Jika KPPS yang meninggal bakal mendapat santunan, bagaimana dengan mereka yang sakit atau opname? Rusnailah menjawab, semua bakal mendapat santunan. Namun nilainya yang berbeda.
"Semua insyaallah mendapat santunan sesuai kategorinya," jaminnya.

KPU mencatat, petugas KPPS dan pengaman TPS yang "tumbang" akibat kelelahan sebanyak 12 orang. "Dari 12 orang itu, satu meninggal dan tiga masih opname," jelasnya.

Mengapa jumlahnya semakin banyak? Dijelaskannya, ini bukan berarti terjadi penambahan. Hanya saja laporannya baru masuk. "Bukan penambahan sakit ya, tapi sakit tapi tidak melapor," tutupnya.

Perlu diketahui, anggota KPPS yang meninggal dunia itu bertugas di TPS 27 Karang Mekar. Atas nama Chandra Dinata, 49 tahun. Pada hari pemungutan suara, sorenya, almarhum tidak bisa meneruskan pekerjaannya karena kelelahan.

Ahad (18/2), baru bangun tidur, Chandra terpeleset dan kepalanya membentur pintu. Terjadi pendarahan, dua hari kemudian mengembuskan napas terakhir di rumah sakit. 

KPU tak bisa memastikan apakah jatuh terpeleset itu berkaitan dengan kelelahan yang diderita Chandra selama mengawal pemilu serentak kemarin. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X