• Senin, 22 Desember 2025

Alasan Cuma Kelelahan, Bawaslu Bantah Dugaan Penggelembungan Suara di Banjarmasin

Photo Author
- Kamis, 29 Februari 2024 | 09:32 WIB
REKAPITULASI SUARA: Suasana proses rekapitulasi suara Pemilu 2024 di kantor Kecamatan Banjarmasin Utara, Senin (19/2). (FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN)
REKAPITULASI SUARA: Suasana proses rekapitulasi suara Pemilu 2024 di kantor Kecamatan Banjarmasin Utara, Senin (19/2). (FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN)

 

Kabar dugaan penggelembungan suara di puluhan TPS di Banjarmasin, dibantah Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Banjarmasin, Muhammad Fachrizanoor. "Bukan penggelembungan, melainkan kesalahan penulisan dari petugas KPPS ketika memasukkan data hasil penghitungan suara," kata Fachriza, Rabu (28/2).

Misalnya pada surat suara Pileg. Ada pemilih yang mencoblos dua kali, menusuk lambang parpol sekaligus nama calegnya.Semestinya, suara sah hanya dihitung untuk si caleg. Namun di tempat pemungutan suara, malah ditambahkan juga ke suara partai. Ini terjadi di banyak TPS di Banjarmasin Selatan.  

Baca Juga: Demokrat Klaim Dominasi Pileg Kaltara

Akibatnya, terjadi penggelembungan suara hingga dua kali lipat. Satu TPS maksimal memiliki 300 pemilih, tetapi terhitung hampir 600 suara. Amat mencolok hingga menjadi temuan para saksi caleg, parpol, dan saksi capres.

Mau tak mau, kotak-kotak suara dari sejumlah TPS harus kembali dibuka untuk menelusuri kekeliruan tersebut. Dibuka setelah disepakati bersama di antara PPK, KPPS, dan para saksi. "Dibuka semata-mata untuk menjaga kemurnian hasil," ujar Fachriza.

Besarnya selisih perhitungan suara ini menjadi catatan Bawaslu untuk penyelenggaraan Pemilu 2024. Namun, Bawaslu memandang, ini murni akibat faktor kelelahan. Bukan karena kecurangan yang disengaja.

Selama proses pungut hitung, hampir tidak ada kesempatan bagi petugas KPPS untuk beristirahat. Mereka dikejar waktu. Dan banyak yang baru tuntas menghitung pada dini hari. "Ketika melaksanakan proses pungut hitung suara, hampir tidak ada kesempatan penyelenggara untuk me-refresh otaknya karena dikejar waktu," tukasnya.

Lalu berapa banyak temuannya? Fachriza mengaku belum sempat menginventarisir, karena juga tergabung dengan laporan dan temuan lain. "Tapi sepanjang monitoring di lapangan, jumlahnya ada 80 TPS. Semuanya sudah diselesaikan saat rekapitulasi," tutupnya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X