Pemudik yang menggunakan kapal laut masih tinggi pada H+4 Idulfitri. Posko angkutan Lebaran terpadu Pelabuhan Trisakti Banjarmasin mencatat, sebanyak 830 penumpang menuju ke Surabaya, Ahad (14/4) sore. Keberangkatan penumpang kemarin, berbarengan dengan kedatangan sebanyak 923 penumpang dari Surabaya. “Kami prediksi besok (hari ini, red) memasuki puncak arus balik. Karena akan tiba lagi kapal besar dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya,” kata Kasi Bimbingan Usaha dan Jasa Kepelabuhanan, KSOP Banjarmasin, Subaryanto.
Baca Juga: Kasus Meninggal Bertambah, Pemkot Banjarmasin Waspada DBD
Masih ramainya penumpang mudik, sebutnya, lantaran karena ada yang memilih mudik setelah Lebaran. Ada juga yang baru dapat tiket keberangkatan. “Kalau puncak arus mudik sudah terjadi saat H-1 Lebaran. Penumpang yang naik mencapai 16 ribu lebih,” bebernya.
Dipaparkannya, pada arus mudik tahun ini, jumlah penumpang mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu. Dari 26 Maret sampai 14 April tadi, pihaknya mencatat jumlah penumpang dan sopir yang turun di Pelabuhan Trisakti sebanyak 4.497. Sedangkan tahun lalu, sebanyak 4.748. “Ada kenaikan sebanyak 5,53 persen jika dibandingkan tahun lalu,” sebut Subaryanto.
Kenaikan juga terjadi untuk penumpang yang dari Pelabuhan Trisakti Banjarmasin ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Di tanggal yang sama, penumpang dan sopir yang naik tahun ini, sebanyak 18.437. Sedangkan tahun lalu, hanya sebanyak 13.941. “Kenaikannya mencapai 32,25 persen,” bandingnya.
Penumpang asal Surabaya, Sutikno baru bisa pulang ke kampung halaman kemarin, lantaran tak kebagian tiket sebelum Lebaran lalu. “Mau bagaimana lagi. Yang penting bisa mudik ke kampung halaman,” tuturnya.
Berbeda dengan Fendi, pria asal Kediri itu mengaku sengaja memilih usai Lebaran untuk mudik. “Masih ada pekerjaan yang tak bisa ditinggal sebelum Lebaran tadi,” tukasnya.
Dia pun sengaja memilih kapal laut untuk mudik. Selain sudah terbiasa tiap musim mudik, harganya pun terjangkau. “Mau naik pesawat, mending uangnya untuk keponakan dan oleh-oleh di kampung halaman,” bandingnya. (*)