Jemaah haji cadangan di Kalsel langsung terbuka kesempatannya untuk berangkat ke Tanah Suci pada tahun ini. Berhubung ada yang gagal melunasi biaya keberangkatan, masih ada kuota tersisa.
****
BANJARMASIN – Pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji atau (Bipih) tahap II sempat dibuka hingga 5 April lalu. Sampai batas waktu pelunasan perpanjangan tahap II, jumlah jemaah yang melunasi hanya 3.769 orang. Padahal kuota haji Kalsel untuk embarkasi Banjarmasin sebanyak 4.071 jemaah.
Artinya, masih tersisa kuota sebanyak 302 orang. “Masih belum memenuhi kuota embarkasi Banjarmasin,” ungkap Kepala Kemenag Kalsel, Muhammad Tambrin.
Apalagi sampai kemarin (17/4) sore, masih ada mutasi masuk dan mutasi keluar. Termasuk adanya pembatalan berangkat calon jemaah. Sehingga semakin berdampak terhadap sisa kuota Kalsel. “Jumlah sisa kuota akhirnya sebanyak 328 orang, karena ada mutasi dan pembatalan,” terangnya.
Lalu bagaimana dengan sisa kuota tersebut? Tambrin mengatakan sisa kekurangan akan diisi jemaah haji cadangan yang sudah melunasi Bipih. Jumlahnya terdata sebanyak 399 orang. “Otomatis akan diisi calon jemaah cadangan,” tegasnya.
Warga Banjarmasin, Mardiah berharap dipanggil dan masuk dalam kuota cadangan ini. Ia sudah melakukan pelunasan Bipih. “Semoga bisa berangkat tahun ini. Sekitar sebulan yang lalu, sudah dihubungi untuk melakukan pelunasan,” ujarnya.
Sesuai dengan Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1445 Hijriah yang diterbitkan Kemenag RI, jemaah haji Indonesia secara nasional akan mulai diberangkatkan ke Arab Saudi pada Ahad, 12 Mei 2024.
Berkursi Roda Ikut Manasik
Calon Jemaah Haji (CJH) Kabupaten Tapin mulai melaksanakan manasik haji di Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Tapin, Selasa (16/4). Tepatnya di Gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT).
Kegiatannya dilaksanakan di lantai dua. Ratusan orang hadir untuk mengikuti bimbingan haji tersebut.Dari ratusan yang hadir, ada satu perempuan berkursi roda. Ia hanya bisa mendengarkan manasik haji di lantai pertama. Namanya, Nisfiani. Warga Kecamatan Binuang ini datang bersama suami dan keponakannya untuk mengikuti manasik. “Jadi suami dan keponakan saya yang ke atas untuk mendengarkan. Kebetulan saya tak bisa naik,” ucap wanita 51 tahun ini.
Ia bercerita, butuh 13 tahun menunggu agar bisa berangkat haji bersama suami dan keponakannya tersebut. Ia mendaftar di tahun 2011. “Sebenarnya perkiraan kita cuma 9 tahun mengantre. Tapi, karena adanya Covid-19, jadi 13 tahun,” tuturnya.
Walaupun begitu, wanita berusia 51 ini bersyukur bisa berangkat tahun ini ke tanah suci, walaupun berkursi roda. “Jadi nanti suami dan keponakan saya yang akan membawa saya ke mana-mana selama di Mekkah-Madinah,” akunya.