• Senin, 22 Desember 2025

Ini Strategi Pemko Banjarmasin Tekan Angka Stunting, Salah Satunya Intervensi Calon Pengantin

Photo Author
- Kamis, 25 April 2024 | 16:45 WIB
Ilustrasi stunting
Ilustrasi stunting

Angka prevalensi stunting di Banjarmasin masih tinggi. Mencari cara untuk menekannya, pemko menggelar rembuk pengentasan stunting di Rattan Inn Hotel Banjarmasin, (23/4). 

"Merumuskan strategi yang mesti dilakukan," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) Banjarmasin, Helfiannor.

Salah satu strateginya, mengintervensi para calon pengantin. Sebelum menikah, mereka mesti mengisi data di aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil). "Khususnya para calon pengantin yang berusia di bawah 19 tahun," ujarnya.

Data ini menjadi penting guna memantau 1.000 hari pertama kehidupan, jauh sebelum anak dilahirkan. Maka perlu edukasi yang tepat untuk kaum muda agar lebih memerhatikan kesehatan dan kecukupan gizi. Sehingga saat menikah dan hamil akan mengandung keturunan yang sehat.

Namun demikian, ini masih menjadi persoalan. Input data itu rupanya dianggap tidak penting. "Mereka ingin simpel, lalu mengurus administrasi pernikahan dengan mengupah orang lain. Atau bahkan memilih menikah di bawah tangan atau siri," bebernya.

Ia meminta kelurahan untuk lebih aktif mendampingi para calon pengantin agar mengisi data di Elsimili. Perlu diketahui, pada 2022, angka prevalensi stunting di Banjarmasin masih berada di angka 22,4 persen.

"Data tahun 2023 belum keluar. Tapi hari ini ada rakernas di Kementerian Kesehatan. Nanti ketahuan," terang Helfi. Sementara pemerintah pusat menargetkan angka stunting bisa diturunkan menjadi 14 persen pada 2024 ini.

Jadi Banjarmasin masih ketinggalan jauh. "Tahun ini diharapkan bisa turun menjadi 17 persen," tutupnya.

Perlu Gerakan Tambah Darah

Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengaku deg-degan menanti data terbaru tersebut. "Kami tentu berharap terjadi penurunan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, dari yang semula di angka 27 menjadi 22 persen," ucapnya.

Apalagi ia mendengar justru terjadi kenaikan 0,1 persen. Atau berjumlah 1.100 anak. "Dari 1.300 anak turun ke 1.200, kemudian turun lagi ke 1.100 anak.

Tersebar di 21 kelurahan yang masih menjadi lokus stunting," ucapnya. Ibnu berharap, tahun ini bisa turun di bawah 1.000 anak. Adapun terkait penanganan, Ibnu menyadari, harus dimulai dari hulunya. 

Seperti membagikan tablet tambah darah untuk remaja putri di sekolah-sekolah. "Tinggal satu persoalannya, apakah diminum atau tidak. Makanya harus dipastikan," tegasnya.

Misalnya setiap sesudah apel Senin, semua siswi bersama-sama meminum tablet tambah darah dengan diawasi guru.

"Itu diminum sekali dalam sepekan selama setahun," ujarnya.Ibnu meyakini, ketika hal itu dilakukan, akan sangat berdampak. "Saat menikah, mereka tidak kurang darah. Dan ketika menikah, mereka sudah siap hamil," ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X