Pedagang kuliner di Siring Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu ditegur aparat desa dan kecamatan karena mematok harga makanan yang tidak wajar. Teguran diberikan usai seorang netizen dengan akun Tiktok @/Biezr membagikan pengalaman kerabatnya saat makan di Siring Pagatan.
Kejadiannya masih bertepatan dengan event Mappanre Ri Tasi’e. Diceritakan, hanya untuk seporsi nasi goreng, harga yang dipatok Rp30 ribu. Kemudian untuk seporsi nasi lalapan Rp75 ribu. Belum lagi harga untuk minuman berenergi bercampur susu, yakni Rp25 ribu per gelas. Harga tersebut dianggap mahal dan tidak wajar. Tak pelak, hal itu memicu kegaduhan di media sosial.
Unggahan tersebut dilihat 463 ribu kali, disukai 14,7 ribu, dan 2081 komentar per 1 Mei 2024 pukul 19.30 Wita. Kepala Desa Sungai Lembu, Rusniansyah, dan Camat Kusan Hilir, Amirullah langsung memanggil pedagang bersangkutan, Selasa (30/4).
Dalam klarifikasinya, pemilik warung membantah harga dagangannya tak wajar. Ia menyebut bahwa harga yang tertera di media sosial tidak sesuai dengan kenyataan. Kendati begitu, kades dan camat menekankan kepada pedagang tentang dampak negatif yang merusak citra objek wisata. Hingga membuat pengunjung enggan datang dan merugikan pedagang itu sendiri.
Mencegah kejadian serupa berulang, Rusniansyah menginstruksikan pedagang untuk membuat daftar menu dan harga yang jelas, serta melarang kenaikan harga yang drastis. "Tujuannya agar pengunjung tidak merasa terkejut saat membayar," katanya, Rabu (1/5).
Ia juga menegaskan pedagang yang tidak mengikuti regulasi atau melanggar kesepakatan terkait harga akan ditindak tegas. Yakni dengan menutup usaha warung yang bersangkutan. Sementara itu, Amirullah menjelaskan bahwa pedagang telah dipanggil dan dibina itu mengaku siap mengikuti aturan baru terkait harga.
Di sisi lain, Amirullah memahami bahwa mereka memiliki karyawan serta harus membayar sewa tempat. Namun ditekankannya, selisih harga tidak boleh terlalu jauh. Dan para pedagang wajib menampilkan daftar harga makanan dan minuman secara jelas.
"Kami mengimbau kepada pengunjung untuk tidak ragu menanyakan daftar menu dan harga makanan atau minuman sebelum memesan," ucapnya. "Jika dirasa terlalu mahal, pengunjung masih memiliki banyak pilihan tempat makan lain di sepanjang Siring Pagatan," sambungnya. Terpisah, menurut Muhammad Alwi (24), warga Kusan Hilir, mahalnya harga makanan di Siring Pagatan sebenarnya sudah terjadi beberapa kali.
"Bedanya mungkin dulu tidak seviral sekarang. Apalagi ini momennya saat pesta pantai," ungkapnya. Biasanya, kata Alwi, yang menjadi target harga tinggi adalah pengunjung yang bukan warga asli Kusan Hilir. "Misalnya mereka mengenakan tas, sepatu, dan sebagainya. Biasanya dipatok harga lebih mahal," jelas Alwi.
Seorang warga lainnya, Utsman (22), juga menceritakan pengalamannya di Siring Pagatan. Ia mengaku pernah membeli makanan dan minuman dengan harga normal, tidak semahal yang diberitakan. "Saya yakin itu hanya ulah oknum," kata warga Kecamatan Satui itu.
"Saya pernah ke sana dan membeli dengan harga biasa. Mungkin ada yang tidak tahu harga pasaran, jadi dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” pungkasnya. (*)