Bayang-bayang kekerasan seksual pada anak masih mengintai Kota Banjarmasin. Kian miris, ketika kasus yang terjadi justru melibatkan keluarga dekat.
*****
BANJARMASIN - UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Banjarmasin mencatat sebanyak 15 kasus sejak Januari hingga Mei 2024. "Yang membuat kami prihatin, setiap bulan kasus itu selalu ada," kata Kepala UPTD PPA Banjarmasin, Susan, Senin (10/6).
Bahkan yang membuat Susan miris, dari seluruh kasus yang ditangani tiga kasus di antaranya justru dilakukan oleh keluarga korban. "Ada yang dilakukan oleh kakek, ayah kandung dan paman korban," jelasnya.
Dia meyakinkan, meski kasus sudah ditangani oleh pihak kepolisian, UPTD PPA Banjarmasin terus melakukan pendampingan kepada korban. "Baik pendampingan hukum, maupun pendampingan psikolog," ujarnya. "Pendampingan dilakukan sebanyak empat sampai lima kali, tergantung dari hasil pemeriksaan psikolog yang beker jasama dengan UPTD PPA," tambahnya.
Disinggung terkait pemicu kekerasan seksual yang sering ditemui, Susan menyebut sejumlah faktor. Mulai dari permasalahan ekonomi, minimnya pendidikan, longgarnya pengawasan orang tua atau keluarga, serta imbas dari adanya media sosial. "Melalui media sosial, anak-anak dengan mudah berinteraksi dengan siapa pun. Sementara orangntua sulit mengontrol aktifitas mereka," jelasnya.
"Lemahnya pengawasan orang terdekat, kemudian alasan ekonomi juga berpengaruh besar," tambahnya. Sebagai upaya pencegahan, UPTD PPA Banjarmasin rutin menggelar sosialisasi ke sekolah-sekolah, serta kepada para orang tua.
"Kepada para orang tua, kami mengimbau agar mereka mengawasi aktivitas anak-anak. Termasuk interaksinya di media sosial. Baik ke orang yang dikenalnya, maupun tidak," pesannya.
Kemudian, Susan juga berharap para korban tidak segan atau takut untuk melapor.
"Agar kasus serupa bisa segera ditangani, dan maraknya kasus bisa ditekan," pungkasnya.
Kekerasan Seksual di Banjarmasin dalam Angka
- Januari 5 kasus.
- Februari 2 kasus
- Maret 3 kasus
- April 2 kasus
- Mei 3 kasus