Puluhan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Banjarbaru terjaring Satpol PP Banjarbaru, Jumat (5/7). Salah satu PMKS yang kerap ikut terjaring penertiban Satpol PP Banjarbaru, Susiyati (29). Warga Bincau Kabupaten Banjar ini mengklaim bahwa dirinya sudah tidak lagi berjualan di tepi jalan.
"Sebenarnya sudah tidak lagi berjualan, tapi karena anak saya perlu susu dan tidak punya uang jadi terpaksa berjualan di tepi jalan lagi," ucap ibu dari empat anak.
Susi yang kesehariannya mencari kardus tampak pasrah saat bersama keempat anaknya diamankan Satpol PP Banjarbaru. "Ya mau bagaimana lagi, suami juga bekerja sebagai pemulung," sebutnya.
Baca Juga: Tiga Truk Tabrakan di Gunung Kayangan, Satu Sopir Tewas
Penghasilan mulung pun juga tidak menentu. Dalam sehari juga paling mentok dapat uang Rp60 ribu. "Itupun kalau lagi beruntung," sebutnya.Ditanya kenapa membawa keempat anaknya ke jalan?
Susi mengakui bahwa tak ada yang menjaga anaknya ketika bekerja keluar.
"Di belakang rumah itu ada sungai. Jadi takut mereka ke sungai, makanya dibawa juga," ungkapnya. Kasi Opsdal Satpol PP Banjarbaru, Yanto Hidayat menyebutkan ada 31 PMKS terdiri dari 23 orang dewasa dan 8 orang anak-anak yang turut terjaring.
"31 orang itu hasil telusuran kami di sekitar jalan Ahmad Yani kilometer 32 dan kilometer 33," katanya. Kemudian di Panglima Batur serta di jalan Nazmi Adhani, dan tempat-tempat lainnya yang kerap menjadi tempat para PMKS beroperasi.
"Ada yang langganan terjaring. Ada pula yang baru," sebut Yanto.Para PMKS yang terdiri dari gelandangan, pengemis, tuna susila, anak jalanan, dan penyandang disabilitas ini setiap Jumat kerap memenuhi sisi jalan untuk mengharap Jumat berkah dari para dermawan.
"Mereka ini disinyalir bukan asli warga Banjarbaru. Mereka ini meresahkan warga Banjarbaru, lantaran setiap Jumat, selalu berkumpul di pinggir jalan karena mengharapkan sedekah Jumat berkah dari para dermawan," ucap Yanto. Ia berharap para dermawan dapat membagikan rezekinya kepada orang yang membutuhkan seperti di panti asuhan, masjid, dan sebagainya.
"Dari pada memberikan kebiasaan mereka mengharapkan Jumat berkah di tepi jalan," cetusnya. Selanjutnya, ujar Yanto, para PMKS yang terjaring didata dan diberikan imbauan untuk tidak kembali ke jalan. "Mereka ini kucing-kucingan, dan tidak bisa ditipiringkan. Jadi upaya yang bisa kami lakukan yakni terus menggencarkan patroli rutin cipta kondisi," tuntasnya. (*)