Wisata Pasar Terapung Muara Kuin sudah lama "mati". Hanya ada kisahnya saja yang tersisa. Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Banjarmasin akan menghidupkan kembali kejayaan objek wisata tersebut.
"Wisata di Banjarmasin yang ingin dihidupkan lagi adalah Psar Terapung Kuin," ungkap Kepala Disporapar Kota Banjarmasin, Fitriah belum lama tadi.
Langkah awal yang dilakukan, adalah dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat dan mendorong agar kembali beraktifitas perdagangan di sungai seperti nenek moyang mereka pada zaman dulu. "Sosialisasi sudah mulai dijalankan melalui Pokdarwis yang ada di sana. Kita data melalui mereka," ujarnya.
Baca Juga: Guru TK/PAUD di Banjarbaru Tak Dapat Insentif Lagi, Ini Alasannya
Diketahui historis Pasar Terapung (floating market) Kuin di Banjarmasin sudah ada sejak 480 tahun silam, pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah (Pangeran Samudra tahun 1540 Masehi. Awal lokasinya terletak pada pertemuan Sungai Karamat dan Sungai Sigaling. Kemudian bergeser ke tepi Sungai Barito di daerah muara Sungai Kuin.
Di masa itu sistem transaksi yang digunakan belum menggunakan uang, melainkan dengan barter atau tukar menukar barang antar para pedagang berperahu.
"Kearifan lokal masyarakatnya sejak dulu usahanya adalah di sungai, makanya Disporapar mendorong masyarakat agar menghidupkan kembali. Destinasi wisata ini yang sangat diminati wisatawan mancanegara maupun lokal," tuturnya.
Untuk dapat meningkatkan kembali kunjungan wisatawan ke Pasar Terapung, Disporapar sudah menyiapkan strategi khusus. "Di Kuin juga ada objek wisata religi makam Sultan Suriansyah, sebelum ke makam diarahkan ke Pasar Terapung," ujar dia. Hal lain yang akan dilakukan, pihaknya akan menata dermaga di kawasan tersebut agar semakin menarik wisatawan yang datang ke sana. "Support penampilan diarea dermaga sehingga menarik orang untuk berbelanja di Pasar Terapung," cetus Fitriah. (*)