• Minggu, 21 Desember 2025

Temuan Fauna Baru, Ada Katak Bertaring di Pegunungan Meratus Kalimantan

Photo Author
- Rabu, 30 Juli 2025 | 12:45 WIB
ILMIAH: Dua spesies baru katak bertaring dari Pegunungan Meratus, Limnonectes maanyanorum (atas) dan Limnonectes nusantara (bawah) yang memperlihatkan taring khasnya. (BRIN)
ILMIAH: Dua spesies baru katak bertaring dari Pegunungan Meratus, Limnonectes maanyanorum (atas) dan Limnonectes nusantara (bawah) yang memperlihatkan taring khasnya. (BRIN)

 

Pegunungan Meratus lagi-lagi mencuri perhatian. Bukan karena panorama alam atau kekayaan budaya, tapi kali ini karena penemuan ilmiah yang mengungkap misteri baru dari jantung Kalimantan.

Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengidentifikasi dua spesies katak bertaring yang belum pernah tercatat sebelumnya.

Dua spesies baru ini diberi nama Limnonectes maanyanorum dan Limnonectes nusantara. Keduanya berasal dari famili Dicroglossidae, dan sempat dikira bagian dari spesies umum Limnonectes kuhlii. Namun, analisis genetika dan morfologi membuktikan bahwa keduanya adalah spesies baru yang berbeda secara signifikan. Penemuan ini diumumkan pertengahan Juni 2025 oleh tim gabungan dari PRBE BRIN, Aichi University of Education, Kyoto University, dan Universitas Palangka Raya. “Ini bukti bahwa kawasan Meratus menyimpan kekayaan hayati luar biasa yang belum sepenuhnya terungkap,” ujar Prof Amir Hamidy, Profesor Riset Herpetologi BRIN sekaligus penulis utama studi tersebut.

Penamaan kedua spesies pun tak sembarangan. Limnonectes maanyanorum ditemukan di kawasan Gunung Karasik, Kalimantan Tengah. Namanya diambil untuk menghormati masyarakat adat Dayak Maanyan yang mendiami kawasan tersebut.

Menariknya, warga lokal sudah lama mengenalnya. Menyebut katak ini dengan nama Senteleng Watu, yang berarti “katak batu”. Sementara itu, Limnonectes nusantara ditemukan di Loksado dan Paramasan, Kalimantan Selatan. Nama “nusantara” dipilih sebagai penghormatan terhadap identitas nasional Indonesia dan merujuk pada pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan.

Di kalangan masyarakat Dayak Meratus, katak ini dikenal sebagai Lampinik. Meski sekilas tampak mirip, kedua katak ini memiliki perbedaan jelas. Keduanya memiliki ukuran tubuh sedang, jari kaki berselaput penuh, kulit berbintil, dan pola tubuh unik. Namun yang paling mencolok adalah adanya struktur menyerupai “taring” pada rahang bawah jantan.

Analisis molekuler berbasis gen 16S rRNA dan uji morfologis menunjukkan bahwa L maanyanorum dan L nusantara membentuk klad (kelompok evolusioner) monofiletik yang terpisah dari spesies lain, dengan dukungan statistik tinggi. Artinya, keduanya benar-benar spesies baru.

Penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional Zootaxa pada 24 Januari 2025, dengan judul Two new species of fanged frog from Southeastern Borneo, Indonesia. Di samping itu, tulis Prof Amir, penemuan ini menjadi sorotan penting bagi dunia herpetologi. Selain menambah daftar panjang biodiversitas Indonesia, juga mempertegas pentingnya konservasi wilayah tropis seperti Kalimantan, yang kaya akan spesies endemik namun terancam. “Kerusakan habitat, eksploitasi jenis, perubahan iklim, dan penyakit adalah ancaman besar bagi amfibi endemik Kalimantan,” kata Amir.

Ia pun berharap penemuan ini menjadi pengingat bahwa masih banyak misteri biologis yang belum terungkap di hutan-hutan Indonesia. “Eksplorasi biodiversitas perlu terus dilakukan. Kalimantan adalah laboratorium alam yang belum habis dijelajahi,” pungkasnya. (*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X