BANJARBARU – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus mengancam wilayah Kota Banjarbaru. Terhitung sejak Januari hingga awal Agustus 2025, sudah terjadi 43 kali karhutla dengan total luas lahan terbakar mencapai 118,249 hektare.
Hal itu disampaikan langsung oleh Wali Kota Banjarbaru, Erna Lisa Halaby usai memimpin apel siaga karhutla di Lapangan dr Murdjani, Banjarbaru, Selasa (5/8/2025). "Jumlah kejadian terbanyak tercatat di Kecamatan Landasan Ulin, sebanyak 19 kejadian dengan luas 49,21 hektare. Disusul Kecamatan Cempaka dengan 12 kejadian (61,67 hektare), serta Liang Anggang 10 kejadian (7,29 hektare)," papar Lisa.
Sementara dua kecamatan lainnya, Banjarbaru Selatan dan Banjarbaru Utara, masing-masing mencatat satu kejadian dengan luasan yang lebih kecil, yakni 0,05 dan 0,02 hektare. Lisa juga mengungkapkan Pemko Banjarbaru telah membuka posko siaga karhutla dan mengintensifkan koordinasi lintas sektor dengan melibatkan TNI, Polri, hingga relawan.
“Kita sudah membuka posko siaga karhutla. Koordinasi juga dilakukan intensif, termasuk patroli dan pengawasan,” tegas Lisa. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan, mengingat kondisi musim kemarau meski tergolong basah tetap berpotensi memperbesar risiko karhutla.
“Walaupun beberapa hari terakhir masih turun hujan, namun BMKG memperkirakan akan tetap ada hujan ringan hingga pertengahan Agustus. Ini tidak mengurangi kewaspadaan kita terhadap potensi kebakaran,” ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBD Banjarbaru, Zaini Syahranie, menambahkan bahwa pengawasan difokuskan pada area prioritas, terutama kawasan ring satu di sekitar Bandara Internasional Syamsudin Noor.
“Bandara menjadi prioritas utama agar tidak terdampak. Posko bersama sudah kami dirikan, dan komunikasi terus berjalan bersama TNI dan Polri untuk patroli dan pengawasan titik-titik rawan,” ungkapnya. (*)