BANJARMASIN — Peningkatan curah hujan yang signifikan di sejumlah wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan penuh menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Fokus utama antisipasi adalah pada banjir, puting beliung, dan tanah longsor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel kini bersiaga penuh, mengantisipasi dampak cuaca ekstrem yang diprediksi akan terus berlangsung hingga akhir tahun.
Plt Kepala BPBD Kalsel, Gusti Yanuar Noor Rifai, mengungkapkan bahwa intensitas hujan di wilayah Kalsel mengalami peningkatan drastis, dari sekitar 70 persen pada Oktober, kini naik menjadi lebih dari 90 persen.
“Beberapa daerah seperti Barabai dan Kandangan mulai mengalami genangan, meskipun sebagian besar sudah berangsur surut,” ujarnya.
Meskipun kondisi masih terkendali, BPBD terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Setiap hari, laporan dari daerah dikumpulkan dan disampaikan langsung kepada Gubernur Kalsel, H. Muhidin.“Setiap titik sudah dimonitor, termasuk koordinasi di pos-pos siaga banjir,” jelas Rifai.
Sebagai langkah antisipatif, BPBD telah mengaktifkan pos siaga di wilayah rawan banjir dan menyiapkan perlengkapan tanggap darurat seperti perahu karet, motor trail, dan drone untuk pemantauan sungai.
Selain kesiapan operasional, BPBD juga telah menyusun kajian wilayah rawan bencana yang akan digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan dan pengendalian tata ruang.
“Penting agar pembangunan tidak dilakukan di kawasan rawan banjir. Kami juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar hasil kajian ini menjadi acuan dalam penyusunan tata ruang,” tambahnya.
BPBD juga aktif melakukan edukasi ke masyarakat, terutama melalui sekolah-sekolah, untuk meningkatkan pemahaman tentang kesiapsiagaan bencana. Materi yang disampaikan mencakup cara bertindak saat banjir, menjaga kesehatan, dan pentingnya tidak panik.
Sebagai penutup kesiapan operasional, BPBD Kalsel akan menggelar apel kesiapsiagaan banjir pada pertengahan November, melibatkan unsur TNI/Polri, relawan, dan instansi terkait.
Rifai juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada namun tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi. “Kalau ada berita tentang banjir atau kenaikan debit air, jangan langsung percaya. Saring dulu informasinya. Kami akan menyampaikan informasi resmi secara berkala,” pesannya. (*)