Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Arut yang melintasi lima kelurahan di Kota Pangkalan Bun sudah berangsur normal, sejak sepekan ini. Penurunan debit air sungai bukan hanya terjadi di DAS Arut, tetapi juga DAS Lamandau yang melintasi Kecamatan Kotawaringin Lama. Debit air berdampak pada kondisi jalan penghubung Desa Rungun menuju Kondang dan arah ibukota kecamatan Kotawaringin Lama yang sebelumnya putus, sudah dapat dilewati oleh masyarakat.
Baca Juga: Bisnis Esek-Esek masih Eksis di Simpang Kenawan, Pangkalan Bun
Kembali normalnya debit air sungai membuat aktivitas warga bantaran semakin ramai, bahkan saat ini warga sudah mulai mandi dan cuci tanpa khawatir ancaman buaya. Pantauan di Sungai Arut, penurunan tinggi muka air nyaris mencapai 2 meter, semula luapan air sungai Arut yang meluber hingga radius 1 kilometer dari tepi sungai ke arah permukiman saat ini sudah surut dan kering.
Begitu pula kondisi perkampungan di Desa Kumpai Batu Bawah dan Desa Terantang yang dilintasi Sungai Arut dan Sungai Lamandau saat ini juga sudah mulai mengering. Meski petani holtikultura sudah merugi ratusan juta rupiah saat banjir menerjang area pertanian sayur mayur warga. Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Kobar Martogi Sialagan mengatakan, beberapa wilayah yang menjadi langganan banjir di Kecamatan Aruta, Kecamatan Kolam dan Kecamatan Arut Selatan saat ini kondisinya sudah berangsur normal.
“Air sudah surut dan air yang semula banyak menggenangi jalan permukiman dan jalan penghubung sudah kering, aktivitas sudah normal dan lancar,” ujarnya. Meski demikian untuk mengurangi dampak kerugian masyarakat akibat banjir di KBB, pemerintah daerah memberikan bantuan sembako kepada masyarakat dan petani terdampak banjir “Bapak Pj Bupati langsung menyerahkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak di KBB,” ungkapnya. Ia berharap, kondisi tersebut dibarengi dengan normalnya curah hujan, karena salah satu faktor terjadinya banjir karena curah hujan yang tinggi. (tyo/yit)