• Senin, 22 Desember 2025

Jangan Paksa Turis Menginap di Pangkalan Bun, Bisa Jadi Bumerang Bagi Pariwisata Kobar

Photo Author
- Kamis, 8 Februari 2024 | 13:15 WIB
TNTP MULAI RAMAI: Meski tidak seramai sebelum pandemi Covid-19 wisatawan asing tertentu dan domestik mulai datang mengunjungi TNTP di Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalteng.
TNTP MULAI RAMAI: Meski tidak seramai sebelum pandemi Covid-19 wisatawan asing tertentu dan domestik mulai datang mengunjungi TNTP di Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalteng.

 

Wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kotawaringin Barat hanya fokus di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP). Fraksi Partai Nasdem melalui juru bicara Diki Zulkarnaen meminta Pemkab Kobar membuat regulasi supaya turis bisa menginap di hotel-hotel Kota Pangkalan Bun, sehingga membawa dampak besar bagi masyarakat dan dunia usaha.

Dalam saat rapat paripurna pekan lalu, Diki Zulkarnaen mengatakan bahwa  kunjungan wisata cukup tinggi tetapi hanya terfokus di TNTP. Melalui regulasi, dia berharap bisa membawa dampak yang lebih besar.

Baca Juga: JAGA-JAGA..!! Sudah 291 Warga Kobar Terpapar Demam Berdarah Dengue

“Masyarakat kita jangan sampai hanya jadi penonton. Kami meminta buatlah aturan yang mewajibkan turis atau wisatawan mancanegara menginap di hotel,” ungkapnya. Menanggapi hal ini, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kobar Edie Faganti mengatakan saat ini pemerintah daerah sedang mengkaji agar turis bisa singgah di Pangkalan Bun. “Memang kita juga sudah ada wacana membuat regulasi tentang itu, tapi masih kita kaji dulu,” ungkap Edie Faganti.

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah H. Yomie Kamale mengatakan, bisa saja Pemkab Kobar membuat semacam perda yang mewajibkan turis menginap di Pangkalan Bun. Ada kemungkinan dampak terhadap langkah ini. Pertama, roda ekonomi di Kota Pangkalan Bun meningkat. Kedua, turis merasa tidak nyaman, sehingga tidak akan datang ke TNTP atau ke Kobar. Menurut pegiat pariwisata ini, sebenarnya program ini sudah lama digaungkan. Dia justru mempertanyakan apa yang bisa disuguhkan ketika turis berada di kota.

Pihak penggiat wisata sebenarnya sudah mencoba memprogramkan tapi tidak ada yang disaksikan atau dinikmati oleh turis karena mereka sudah terbiasa hidup di kota. Mereka mayoritas memanfaatkan waktu lebih banyak di kelotok wisata. Menurutnya, pemerintah perlu mengadakan kegiatan atau agenda rutin yang bisa disaksikan oleh turis sehingga menjadi alasan mereka untuk bisa bertahan di kota. “Idealnya harus ada event atau pertunjukkan yang bisa disaksikan dan ditawarkan kepada turis sehingga mereka bisa diarahkan ke Pangkalan Bun, tidak hanya di TNTP saja,” ungkap Yomie.

Pihaknya sudah sering kali berusaha mencoba hal itu, tetapi belum didukung oleh situasi. “Kita bawa turis ke Istana Kuning, misalnya. Bisa bertahan dua jam saja di sana, itu sudah luar biasa. Maka perlu pembenahan dan diskusi bersama merumuskan bagaimana bisa turis betah di Kobar,” jelas Yomie.

Alternatif lain misalnya, perlu juga adanya ketersediaan minuman keras, minimal golongan C. Tetapi di Kobar berbenturan dengan Perda Miras itu sendiri. (sam/yit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Sampit

Tags

Rekomendasi

Terkini

X