• Senin, 22 Desember 2025

Parodikan Wawancara Gubernur Kalteng, Konten Kreator Disidang Adat

Photo Author
- Jumat, 25 April 2025 | 10:04 WIB
SIDANG ADAT: Suasana sidang adat terkait konten parodi Gubernur Kalteng di Palangka Raya.
SIDANG ADAT: Suasana sidang adat terkait konten parodi Gubernur Kalteng di Palangka Raya.

 

Syaifullah selaku pemilik akun instagram Saif_hola dihadirkan dalam sidang adat di Kedamangan Kecamatan Jekan Raya, Palangka Raya, Selasa (22/04). Konten kreator yang kerap memparodikan figur pejabat tersebut dilaporkan oleh Andreas Junaedy dan Ingkit Djaper atas konten parodi wawancara Gubernur Kalteng Agustiar Sabran.

Sidang dipimpin oleh Mantir Adat Kelurahan Menteng Dandan Ardi. Syaifullah harus menerima denda adat yang besarnya masih diperselisihkan. “Nantinya ada sidang lanjutan, yang dikenal sebagai basara hai, akan diadakan pada Jumat, 25 April 2025 (hari ini). Dalam sidang tersebut, akan ditentukan jumlah denda adat (kati ramu) yang harus dibayarkan Syaifulah,” ungkap Dandan Ardi.

Baca Juga: Mungkin Muyak Sering Bertengkar dengan Istri, Lansia di Palangkaraya Ini Coba Bunuh Diri Minum Racun Serangga

Gugatan ini didasarkan pada tiga pasal hukum adat Tumbang Anoi 1894. Adapun pasal-pasal tersebut yaitu singer tekap bau mate (45 kati ramu), singer tandahan randah (45 kati ramu), dan singer kasukup belom bahadat (250 kati ramu).

“Sidang adat ini diharapkan para dapat memberikan solusi yang adil dan bijaksana bagi semua pihak yang terlibat. Proses penyelesaian sengketa melalui jalur adat ini bisa menjadi contoh penting dalam menjaga kearifan lokal dan nilai-nilai budaya di Kalimantan Tengah,” kata Dandan.

Sementara itu, dalam sidang adat tersebut, Syaifulah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kalimantan Tengah dan Dewan Adat Dayak (DAD) atas konten video yang telah dibuatnya. Ia mengakui kesalahannya dan menyatakan bahwa pembuatan video tersebut merupakan tindakan yang teledor.

“Saya menyesali perbuatan saya dan berharap mendapatkan maaf dari semua pihak yang merasa dirugikan. Selain itu, saya sebenarnya tidak memiliki kaitan dengan sentimen negatif terhadap masyarakat Dayak, karena ini tanah lahir saya,” ucap Syaifullah di forum adat tersebut.

Atas kejadian tersebut, Syaifullah berkomitmen akan menjadikan ini sebagai pelajaran dan ia juga berharap adanya arahan dari para tokoh adat yang hadir dalam sidang tersebut agar dapat menyelesaikan masalah ini dengan baik. (sbn/yit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Sampit

Rekomendasi

Terkini

X