• Senin, 22 Desember 2025

Warga Kotim Murka, Sungai Mentaya Tercemar Racun hingga Udang Galah Mati

Photo Author
- Kamis, 7 Agustus 2025 | 11:30 WIB
Sejumlah udang galah mati diduga akibat racun di perairan Sungai Mentaya sekitar Desa Simpur, Kecamatan Kota Besi. (Warga untuk Radar Sampit)
Sejumlah udang galah mati diduga akibat racun di perairan Sungai Mentaya sekitar Desa Simpur, Kecamatan Kota Besi. (Warga untuk Radar Sampit)

 

SAMPIT– Warga Kotawaringin Timur (Kotim) dibuat murka dengan ulah oknum tak bertanggung jawab yang meracun ikan di Sungai Mentaya. Akibatnya, banyak udang galah primadona Sungai Mentaya ditemukan mati sia-sia.

Peristiwa ini mencuat di Desa Simpur, Kecamatan Kota Besi, baru-baru ini. Sejumlah pemancing terkejut saat mengangkat jebakan ikan, lantaran mendapati udang galah yang biasanya hidup lincah di perairan tersebut sudah tak bernyawa.

“Udang-udang ini mati bukan karena dipancing, tapi karena diracun. Padahal, udang galah jadi kebanggaan Sungai Mentaya,” ujar seorang pemancing, Dayat, Rabu (6/8/2025).

Ia khawatir, bila praktik meracun ikan terus dibiarkan, populasi udang galah akan menurun drastis. “Kalau begini terus, lama-lama udang galah bisa punah. Kami juga tak bisa lagi merasakan sensasi memancing di Sungai Mentaya,” keluhnya.

Selain merugikan pemancing, praktik meracun ikan juga mengancam kesehatan masyarakat. Warga diimbau berhati-hati ketika membeli udang galah, terutama jika harganya mencurigakan atau terlihat tidak segar.

“Udang hasil racun jelas berbahaya jika dikonsumsi. Bisa berdampak buruk pada kesehatan,” ungkap seorang tokoh masyarakat Desa Simpur. Masyarakat mendesak aparat terkait segera turun tangan menindak para pelaku. Mereka juga mengingatkan sesama warga agar tidak membeli hasil tangkapan yang diduga berasal dari racun.

“Kami berharap pelaku bisa ditangkap. Kalau dibiarkan, bukan hanya udang galah yang hilang, tapi juga kesehatan warga yang terancam,” tandasnya. (*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X