• Senin, 22 Desember 2025

Kisah Pilu Kapten Ode: Selamat Setelah 6 Jam Terapung di Laut Pegatan, Dua ABK Ditemukan Meninggal

Photo Author
- Selasa, 14 Oktober 2025 | 10:36 WIB
Ode (tengah) bisa selamat setelah tugboatnya tenggelam.
Ode (tengah) bisa selamat setelah tugboatnya tenggelam.

BANJARMASIN – Insiden tenggelamnya Kapal Tugboat Dantine 138 di perairan muara Pegatan menyisakan kisah perjuangan hidup yang haru. Kapten kapal, Ode Zulfikar (61), menjadi satu-satunya yang selamat dari maut setelah terombang-ambing di laut selama enam jam, sementara tiga anak buah kapalnya (ABK) hilang, dua di antaranya telah ditemukan meninggal dunia.

Kapal yang berangkat dari Sampit menuju Kapuas pada Senin (6/10) pukul 16.00 WIB itu karam di tengah cuaca buruk pada Selasa (7/10) dini hari.

“Saya tidak mau lanjut [ke Kapuas] dan belok haluan ke Pegatan. Saya juga ragu karena surat izin kapal tidak ada,” ujar Ode saat diwawancarai Radar Sampit, Sabtu (11/10/2025).

Ode sudah memiliki firasat buruk akibat hujan deras dan gelombang tinggi. Namun, saat menuju Pegatan, musibah datang tanpa diduga. Kapal Tugboat Dantine 138 mengalami kebocoran di kamar mesin dan karam dengan cepat sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.

Ode bersama tiga rekannya—Pujiono (Kepala Kamar Mesin), Cahyo (Juru Mudi), dan Agus (Pengawal)—berusaha menyelamatkan diri menggunakan life jacket dan lifecraft.

“Kejadian kapal karam begitu cepat. Kami buka liferaft… Agus dan Pujiono menopang di liferaft, saya dan Cahyo di jeriken,” kenang Ode.

Namun, arus kuat memisahkan mereka. Ode sempat melihat Cahyo hanyut. “Saya ingin menggapai kayu yang disodorkan Cahyo, tapi bagaimana saya mau bantu sementara saya sendiri berenang tanpa bantuan apa-apa. Akhirnya kami terpisah,” katanya lirih. Ode kemudian kehilangan jejak ketiga rekannya di tengah kegelapan malam.

Bertahan Enam Jam dan Diselamatkan Nelayan
Dalam kegelapan, dingin, dan hujan deras, Kapten Ode hanya bisa berpasrah. Di ambang keputusasaan, sekitar satu jam kemudian ia menemukan bungkusan kuning berisi parasut, dayung, obat-obatan, dan makanan.

“Tidak ada kata lain selain berdoa dan berpasrah kepada Allah. Tapi saya tidak menyangka, Allah mengirim bantuan,” ucap Ode haru.

Setelah enam jam terombang-ambing, sekitar pukul 08.00 pagi, ia akhirnya diselamatkan oleh nelayan dari Ujung Pandaran. Ode yang selamat hanya membawa nyawanya, kehilangan seluruh barang berharga, mulai dari paspor, buku pelaut, hingga ijazah.

Dua Rekan Ditemukan Meninggal, Satu Masih Hilang

Setibanya di darat, Ode segera menghubungi Basarnas dan Polairud Polda Kalteng. Operasi pencarian pun langsung diluncurkan pada 7 Oktober. Tragedi ini menelan korban jiwa. Dua rekan Ode, Pujiono dan Agus Sugianto (54), ditemukan meninggal dunia pada hari Jumat (10/10). Pujiono ditemukan nelayan di perairan Desa Ujung Pandaran, sementara jenazah Agus ditemukan di perairan Kalap Seban.

"Jenazah kedua ditemukan 28,54 mil laut ke arah barat laut, berjarak 447 meter dari korban pertama,” ujar Kasubsi Ops Basarnas Palangka Raya, Maulana Abdillah.

Sementara itu, ABK ketiga, Cahyo, dilaporkan masih belum ditemukan hingga hari kelima pencarian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X