SAMPIT– Biaya hidup warga Sampit kembali meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/y-o-y) pada November 2025 mencapai 2,54 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,15.
Kepala BPS Kotim, Eddy Surahman, mengatakan kenaikan ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga di sebagian besar kelompok pengeluaran masyarakat. Eddy Surahman mengatakan, kenaikan terbesar tercatat pada kelompok perawatan Pribadi dan jasa lainnya sebesar 12,53 persen. Disusul restoran/penyedia makanan dan minuman 5,15 persen, Makanan, Minuman, dan Tembakau 2,39 persen, Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 2,64 persen.
Kenaikan harga juga terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (1,10 persen), kesehatan (1,42 persen), transportasi (0,62 persen), dan pendidikan (0,83 persen), serta pakaian dan alas kaki (0,64 persen).
Deflasi Bulanan dan Inflasi Terkendali
Berbeda dengan inflasi tahunan, Sampit pada November justru mencatat deflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) sebesar 0,22 persen, yang mengindikasikan adanya penurunan harga beberapa komoditas dibanding bulan sebelumnya. Sementara inflasi sejak awal tahun (year-to-date/y-to-d) tercatat mencapai 2,17 persen.
Adapun dua kelompok yang mengalami penurunan harga tipis, sebesar 0,03 persen, adalah perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
“Secara keseluruhan inflasi masih terkendali, tetapi beberapa komponen biaya hidup masyarakat memang mengalami kenaikan yang cukup terasa,” ujar Eddy. (oes)