Namun, pihaknya belum bisa menjamin apakah dampak benturan akan tetap sama seperti pengamatan sebelumnya. Karena itu, kajian terus dibuat untuk memastikan jembatan berusia 32 tahun tersebut tetap aman untuk dilintasi kendaraan. “Kami terus pantau. Kalau ada perubahan, kami akan sampaikan kepada Polresta Samarinda. Khususnya terkait pembatasan beban,” ujarnya.
Prioritas pekerjaan untuk saat ini adalah pemeliharaan jembatan. Rencananya pekan depan dilakukan grouting pada pilar dan pengencangan baut. Sementara untuk pemasangan fender atau pengaman pilar utama, dia menyebut sedang menunggu pengiriman pipa pancang dari Surabaya. “Jadwalnya jika tak ada halangan, dua minggu pengiriman sudah sampai. Setelah itu, kami kerjakan,” ucapnya.
Fender akan dipasang di P3. Di sisi pilar yang sebelumnya diserempet Tongkang Ruby 101. Tak ada perubahan spesifikasi, tapi disebut fender baru ini secara kualitas lebih baik dari sebelumnya. Selain itu, ada pergeseran lokasi yang diperhitungkan lebih mampu mengamankan pilar utama. “Kami juga pasang pelindung baja juga di pile gap-nya. Jadi kalau ada tabrakan, jembatan lebih aman,” katanya.
Selama pekerjaan pemasangan fender, dipastikan tidak akan ada penghentian sementara arus lalu lintas. Baik di atas jembatan maupun sungai. Namun, dilaksanakan pengaturan sesuai keperluan di lapangan. Sesuai kontrak, proyek senilai Rp 14 miliar itu bakal rampung pada Desember 2019. “Tapi kami minta bisa rampung sebelum Desember,” ujarnya.
Terkait sanksi denda kepada perusahaan pemilik tongkang yang menabrak pilar jembatan, pihaknya sedang mengupayakannya. Informasi sementara yang bisa diberikannya adalah soal denda pada kasus tabrakan sebelumnya. Ada komitmen perusahaan akan membayar kompensasi senilai Rp 2 miliar. “Uangnya nanti langsung dimasukkan ke kas negara,” ungkapnya.
Sebelumnya, pada Minggu (30/6), pilar utama Jembatan Mahakam kembali ditabrak tongkang pengangkut batu bara. Dari informasi yang dihimpun Kaltim Post, kejadian itu bermula saat Tugboat (TB) Bloro 2 menarik Tongkang Roby 101 bermuatan batu bara. Namun, saat proses pengolongan di Jembatan Mahakam sekitar pukul 15.50 Wita, tugboat tidak mampu mengendalikan dengan baik tongkang yang ditarik. Sehingga bagian samping tongkang menabrak pilar. (*/drh/rdh/rom/k8)