• Senin, 22 Desember 2025

Ironis Ya...!! Cadangan Batu Bara Kaltim 25 Miliar Ton, Tapi Ratusan Desa Minim Listrik

Photo Author
- Rabu, 24 Februari 2021 | 20:00 WIB
ENERGI TERBARUKAN: Panel tenaga surya yang menyerap energi cahaya matahari untuk PLTS di salah satu desa di Kaltim. Foto lain, desa di Kukar yang belum teraliri listrik PLN.
ENERGI TERBARUKAN: Panel tenaga surya yang menyerap energi cahaya matahari untuk PLTS di salah satu desa di Kaltim. Foto lain, desa di Kukar yang belum teraliri listrik PLN.

Memang, ditunjuk menjadi provinsi yang bakal jadi tempat calon ibu kota negara (IKN) baru, urusan listrik di Kaltim belum benar-benar kelar. Kondisi geografis di beberapa kawasan yang tak mudah dijangkau menjadi salah satu penyebabnya.

Dia menjelaskan, pada dasarnya kondisi kelistrikan di Kaltim didukung dua jenis pemasok daya. Pertama adalah sistem interkoneksi. Nah, sistem ini menyambung dari Pangkalan Bun di Kalimantan Tengah, hingga Sangatta di Kalimantan Timur.

Selain itu, juga ada sistem isolated. Contohnya di kawasan Kutai Barat yang menggunakan sistem pembangkit isolated. Sistem interkoneksi memiliki daya dukung kuat dibandingkan sistem isolated yang biasanya hanya didukung satu pembangkit. Sehingga, jika ada gangguan maka berdampak pada pemadaman hingga perbaikan pembangkit tersebut selesai. Sedangkan, untuk sistem interkoneksi aliran listrik lebih stabil. Jika salah satu pembangkit mengalami gangguan, maka masih bisa disuplai dari pembangkit lain yang terkoneksi.

“Saat ini, untuk Sistem Mahakam daya mampu interkoneksi mencapai 971 megawatt. Sedangkan beban puncak interkoneksi hanya 466 megawatt. Sehingga, cadangan daya masih ada 500-an megawatt,” jelasnya.

Dia melanjutkan, untuk 42 sistem isolated yang terhitung di Kaltim dan Kaltara, daya mampunya mencapai 62,93 megawatt. Lalu, beban puncaknya mencapai 49,99 megawatt. Sehingga, ada cadangan daya 12,94 megawatt. Saat ini, kawasan yang masih butuh perhatian dari ULP3 Samarinda adalah Mahakam Ulu, Kubar, dan Kukar.

Tahun ini, dilakukan penarikan jaringan tegangan menengah ke arah Kutai Barat. Sehingga, daerah-daerah di kawasan tersebut yang masih menikmati listrik 12 jam, bisa menikmati listrik 24 jam. Meski begitu, penarikan jaringan ini juga memerlukan dukungan masyarakat. Sebab, gangguan jaringan listrik PLN selain adanya hewan, juga tumbuhan.

Jadi, masyarakat bisa sukarela pohonnya ditebang jika mengenai jaringan listrik. Tak cuma masyarakat, perusahaan juga diharap kerja samanya. Sebab, ada beberapa kasus PLN tak bisa membangun jaringan karena terkendala pembebasan lahan yang dimiliki perusahaan. Padahal, ada beberapa desa yang akses utamanya melewati wilayah sebuah perusahaan.

Dengan begitu, masyarakat desa yang belum menikmati listrik dari PLN, bisa segera menikmatinya. Mengingat, salah satu faktor yang membuat desa maju adalah fasilitas, utamanya setrum. Di Kaltim, masih ada 4 desa yang tergolong sangat tertinggal. Desa tersebut berada di Kutai Barat dan Mahakam Ulu. Lalu, ada 128 desa masih tertinggal (selengkapnya lihat grafis). Sedangkan target pada 2023, tak ada lagi desa di Kaltim yang tertinggal. Setidaknya, paling rendah adalah desa berkembang.

Dijelaskan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim M Syirajudin, tahun ini ditargetkan ada 30 desa yang bakal dikembangkan. Pembangunan pembangkit listrik di desa-desa tertinggal sangat penting. Hal ini pun perlu kerja sama lintas sektor. Opsi yang paling cepat adalah membangun pembangkit listrik komunal.

Dia menjelaskan, umumnya desa tertinggal maupun sangat tertinggal memiliki akses yang sangat sulit. Sehingga, pengembangan desa tersebut terbatas. "Infrastruktur dan ekonominya juga minim. Misal di Kubar ada desa di Nyuatan sangat jauh. Ketersediaan guru dan tenaga medis pun minim," jelasnya.

Sebab itu, untuk memajukan sebuah desa perlu kerja sama berbagai pihak. Mulai dari peningkatan akses, penyambungan listrik, peningkatan kualitas sekolah, hingga layanan kesehatan. Dengan begitu, desa-desa tertinggal tersebut bisa berbenah dan bersaing. Apalagi, masyarakat di desa tertinggal umumnya bekerja sebagai petani. Sehingga, mereka memerlukan akses yang baik untuk memasarkan produknya dan fasilitas desa yang mumpuni untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas produknya.

NASIB DAERAH KAYA BATU BARA

Sementara itu, dalam catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada pertengahan 2020, mayoritas pembangkit listrik di Indonesia berasal dari energi fosil. Dengan jumlah terbanyak berasal dari energi batu bara.

Jumlah kapasitas pembangkit listrik dari energi batu bara ini adalah 35 gigawatt atau hampir 50 persen dari total kapasitas nasional yang sekitar 71 megawatt. Namun, konsentrasi pembangkit listrik paling banyak di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Sekitar 44,8 gigawatt energi ada di daerah ini.

Sedangkan di Pulau Kalimantan yang menghasilkan batu bara, hanya sepersepuluhnya, yaitu 4,4 gigawatt. Padahal, dalam catatan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, akibat pertambangan batu bara itu, 10,43 persen wilayah di Kaltim  menjadi lubang tambang batu bara, yang sudah menelan 39 nyawa manusia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X