“Penambahan fasilitas seperti arena bermain anak, taman, jogging track, gazebo, panggung hiburan musik, kafe, water boom, toilet outdoor, musala, dan lainnya yang bisa menjadi magnet masyarakat datang ke sini,” bebernya.
Fungsi selanjutnya menumbuhkan pusat ekonomi kerakyatan Kaltim yang baru khususnya melingkupi empat kecamatan. Seperti Palaran, Samarinda Seberang, Loa Janan, dan Sangasanga. Mengusung pasar kreativitas pemuda Kaltim.
Soal kendala jarak, dirinya optimistis akan bisa hilang. Apalagi ditunjang dengan posisi stadion yang berada di jalur keluar masuk Tol Balikpapan–Samarinda, maka ada rencana membuat kompleks stadion sebagai rest area dan mempercepat berdirinya pusat ekonomi kerakyatan tersebut.
“Dengan optimalnya pemanfaatan kompleks stadion, ke depan kawasan ini akan mendatangkan pendapatan asli daerah melalui retribusi yang sudah diatur pemerintah,” imbuhnya.
Junaidi menegaskan, terkait nilai Rp 160 miliar untuk perbaikan bangunan, dirinya mempersilakan bila hal itu dapat terlaksana. Namun, dirinya berharap hal tersebut harus diikuti biaya pemeliharaan yang sepadan. “Buat apa diperbaiki kalau ujungnya jatuh ke lubang yang sama,” ujarnya.
BERBEDA NASIB
Setelah PON XVII Kaltim pada 2008 lalu, sejumlah venue di Balikpapan hingga kini masih dimanfaatkan dengan optimal. Kondisinya lebih baik bila dibandingkan yang ada di Samarinda. Seperti Balikpapan Tennis Indoor Stadium. Jumat (9/9) lalu, Kaltim Post mengunjungi fasilitas olahraga yang memiliki tujuh lapangan tenis terbuka dan dua indoor tersebut.
Sore itu, seperti biasanya ratusan warga Balikpapan dari berbagai wilayah datang untuk berolahraga. Dari bermain tenis, skateboard, dance, jogging, hingga untuk latihan baris-berbaris siswa sekolah. Adanya lapangan mini soccer sejak 2019 dan pelaksanaan sejumlah event lokal dan nasional ikut menambah hidupnya kompleks di kawasan Jalan Asnawi Arbain (Bejebeje) tersebut.
Selain Balikpapan Tennis Indoor Stadium, pemanfaatan Balikpapan Sport Convention Center (BSCC) Dome yang pernah dipakai dalam PON XVII lalu untuk cabang olahraga karate dan wushu itu juga sering dimanfaatkan untuk kegiatan olahraga masyarakat dan berbagai event lokal dan nasional.
Sayangnya, Kaltim Post belum menerima informasi terkait anggaran pemeliharaan. Kepala Dispora Balikpapan Ratih Kusuma belum menanggapi upaya wawancara media ini hingga berita ini diturunkan.
Di sisi lain ada Lapangan Tembak. Sejak diserahkan Pemkot Balikpapan kepada Kodam VI/Mulawarman pada Oktober 2018, venue itu kemudian dikelola di bawah Batalyon Infanteri Raider 600/Modang. Termasuk dipakai latihan oleh unit lainnya di bawah Kodam VI/Mulawarman.
“Dikelola dan dimanfaatkan dengan baik bahkan digunakan latihan teman-teman di Perbakin (Persatuan Berburu dan menembak Seluruh Indonesia). Bahkan dalam Garuda Shield lalu, lokasi itu juga digunakan sebagai sarana latihan militer,” terang Kapendam VI/Mulawarman Kolonel Inf Taufik Hanif. Diketahui tulisan ini bagian dari merefleksi Hari Olahraga Nasional yang jatuh setiap 9 September. (rom/k16)
Peliput:
M RIDHUAN