• Senin, 22 Desember 2025

Kemarau Jadi Berkah, Panen Durian Berlimpah di Kaltim

Photo Author
- Selasa, 23 Januari 2024 | 00:00 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Yang ketika musim durian “membanjiri” pasar durian di Kaltim. Sementara, untuk durian premium seperti musang king, memiliki pasar yang lebih stabil dan harganya stabil tinggi. “Karena itu, kami lebih memilih durian premium ini. Apalagi, dengan sistem tanam dan pemupukan, kami akan mengupayakan bisa panen 15 bulan dua kali,” kata Eko.

Eko menambahkan, menanam durian memang menguntungkan. Namun yang mesti diketahui, petani atau pemilik pohon harus sabar. Misal untuk kebun ini saja, untuk mencapai titik impas atau break even point (BEP), perlu 10 tahun sejak masa tanam pohon pada 2019 lalu. Di atas masa tersebut, baru bisa menikmati keuntungan hasil berkebun durian.

“Durian bisa dikatakan investasi jangka panjang. Satu pohon ini bisa bertahan hingga 100 tahun jika dirawat dengan benar. Tempat kami lebih cepat panen karena sistem tanam dengan vegetatif. Sehingga, bisa memangkas masa panen setelah tanam. Namun tetap, harus sabar jika bicara soal keuntungan,” terangnya.

PRODUKSI MENINGKAT

Musim kemarau tak selamanya berefek negatif bagi tumbuhan. Buktinya, tahun ini hasil panen buah durian melimpah ruah. Itu lantaran hampir seluruh pohon durian yang memiliki nama latin Durio zibethinus itu mampu menghasilkan buah. Karena masa fotosintesis cukup. Sehingga, membuat bunga menjadi buah imbas dari masa kemarau yang panjang

Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim Siti Farisyah Yana kepada Kaltim Post menjelaskan, kemarau panjang tersebut menstimulasi tumbuh-tumbuhan yang memiliki akar tunggang. Sehingga, bukan hanya durian yang berbuah, tapi juga tanaman buah lokal Kaltim rata-rata berbuah semua.

“Seperti buah kapul itu tidak pernah berbuah, tapi tahun ini berbuah, ada juga (buah) ramania. Kemudian manggis, duku, langsat, dan lain sebagainya. Itu karena kemarau panjang menstimulasi tumbuh-tumbuhan sepanjang airnya cukup di tanah,” katanya.

Diklaim lantaran akar mereka tunggang atau tumbuh langsung ke bawah membuat asupan air tercukupi karena adanya air tanah walau pada kondisi kemarau. Itu pun membuat mereka tidak hanya tahan terhadap kemarau panjang, tapi dapat berfotosintesis bergeneratif dengan optimal.

“Tahun lalu ‘kan durian itu spot-spot. Ada tempat yang berbuah dan ada yang tidak. Tapi kalau sekarang merata berbuah, sehingga banyak. Itu bukan hanya dari Kaltim saja, tapi daerah Kalimantan dan Sulawesi. Mereka mengantarnya ke sini (Kaltim) dalam sehari. Jadi, harganya tidak terlalu tinggi sekarang,” bebernya.

Disinggung soal potensi Kaltim mengekspor buah durian, perempuan berjilbab itu menegaskan, setelah panenan, daerah yang belum sepenuhnya siap. Memang bisa dikatakan saat ini panen banyak hingga overload. Tapi, belum menyiapkan pasarnya di luar negeri.

“Mungkin nanti jadi pelajaran bagi kami. Ketika ada pameran-pameran, kami akan tampilkan juga durian-durian ini agar bisa masuk ke market internasional. Karena pernah kita membawa pisang awal pertama itu ditampilkan ke pameran-pameran,” kenangnya.

Hingga kemudian ada penandatanganan nota kesepahaman antara petani yang membawa display. Diklaim mengikuti cara tersebut paling relevan untuk mengenalkan produksi buah daerah ke pasar internasional.

“Tapi, persoalannya kalau pisang itu bisa bertahan (panen secara berkelanjutan). Sementara, durian musimannya sustainable (keberlanjutannya) yang harus dijaga. Kalau pisang sudah bisa kita jaga. Karena kalau kita ekspor enggak bisa menjaga permintaan di sela-sela mereka perlu, itu yang sangat berbahaya. Makanya, ke depan nanti coba data ulang lagi yang mana yang sustainable,” terangnya.

Kondisi puncak panen buah durian Januari ini belum tentu akan kembali didapatkan pada Maret mendatang. Sehingga, memang diperlukan teknologi agar petani bisa memanen durian secara berkelanjutan bukan tiap tahun seperti saat ini. “Produksi durian sampai masa panen, naik 200 persen. Yang tadinya hanya 80-90 ribu kuintal. Sekarang sampai 200 ribu kuintal untuk durian. Jadi, lebih dua kali lipat,” bebernya. (rom/k15)

Peliput:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X